Mohon tunggu...
Rhiana Prameswari
Rhiana Prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Keep learning and trying

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Penggunaan Kemasan Logam untuk Produk Olahan Hasil Perikanan di Indonesia

3 November 2022   09:48 Diperbarui: 3 November 2022   09:53 3664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Tepung Tulang Ikan Patin (Sumber : KKP 2021)

Kaleng pelat timah dapat dipecah menjadi tiga kategori sepanjang sejarahnya: kaleng baja tanpa timah, kaleng dengan tiga lapisan (tiga potong), dan kaleng dengan dua lapisan (dua potong). Baja bebas timah, juga dikenal sebagai kaleng bebas timah , adalah lembaran baja yang belum dilapisi timah.Tin Free Steel Chrome Type (TFS-CT), lembaran baja yang telah dilapisi secara elektrik dengan krom untuk membentuk kromium oksida di seluruh permukaan, adalah TFS yang paling banyak digunakan sering untuk pengalengan makanan. Jenis ini memiliki banyak keuntungan, termasuk harga rendah karena tidak menggunakan timbal putih dan ikatan yang kuat dengan bahan organik. Namun, jenis ini memiliki satu kelemahan: lebih mudah berkarat, jadi perlu dilapisi pada kedua permukaan (permukaan luar dan dalam).

Kaleng dengan satu lingkaran dan dua tutup dikenal sebagai kaleng tiga potong. Pelat timah (TP) atau baja bebas timah (TFS) adalah bahan baku untuk kaleng tiga lembar ini. Bahan baku untuk kaleng dua lembar adalah pelat timah, aluminium, atau paduan. Ada dua metode untuk membuat kaleng dua lembar: metode draw-and-wall-iron (DWI) dan metode draw-and-redraw (DRD). Kaleng aluminium untuk minuman berkarbonasi dibuat menggunakan DWI proses, yang mengompresi bahan pengemas setelah diisi untuk menghasilkan kaleng dengan dinding tipis. Kaleng DRD memiliki dinding yang lebih tebal dan dapat digunakan untuk mengemas bahan makanan yang disterilkan di mana ruang kepala diperlukan untuk pendinginan.

  • Kaleng Alumunium

Industri minuman banyak menggunakan kaleng aluminium. Kaleng aluminium bersifat lunak, relatif kuat, ringan, dan tahan korosi. Menurut Azo Materials (2017), aluminium murni memiliki kekuatan tarik 90 MPa, sehingga mudah dibentuk. Karena aluminium memiliki sifat yang berbeda dari besi dan baja, secara alami membentuk lapisan aluminium oksida yang mencegah korosi ketika bersentuhan dengan udara (BBC 2015). Salah satu bagian dari aluminium adalah aluminium foil. Jenis ini banyak digunakan dalam industri makanan ringan, susu bubuk, dan industri lainnya sebagai bagian dari kemasan dalam bentuk kantong yang dilaminasi dengan berbagai plastik.

Produk Olahan Ikan yang  Umum Menggunakan kemasan Logam 

Kemasan logam sering digunakan untuk produk perikanan, terutama ikan kalengan seperti tuna dan sarden. Ikan yang dikemas dalam kaleng nyaman bagi konsumen untuk dimasak, dapat disimpan lebih lama, dan dapat mengurangi kontaminasi dari luar seperti bakteri dan mikroorganisme lainnya. Makanan dapat terlindung dari perubahan yang tidak diinginkan dalam konsentrasi air oleh kaleng. Persiapan wadah dan bahan, pengisian bahan baku (filling), pengisian media (exhausting), penutupan wadah, sterilisasi (pengolahan), pendinginan, pelabelan, dan penyimpanan merupakan tahapan utama dalam proses pengalengan ikan.

Gambar 1. Produk Kemasan logam jenis kaleng (Sumber : m.antaranews.com)
Gambar 1. Produk Kemasan logam jenis kaleng (Sumber : m.antaranews.com)

Dua persyaratan, kebutuhan kekuatan wadah dan kebutuhan kapasitas penyimpanannya, menentukan spesifikasi kaleng makanan. Enamel biasanya diterapkan pada kaleng yang digunakan untuk mengemas produk ikan seperti sarden kalengan. Zat organik yang dikenal sebagai enamel (minyak) adalah diterapkan pada kaleng untuk mencegah korosi di bagian luar dan melindungi logam dari kerusakan yang disebabkan oleh kontak langsung dengan bahan makanan.

1) Epoxy-phenolic, lapisan enamel yang banyak digunakan yang tahan asam dan memiliki ketahanan panas dan fleksibilitas yang baik, digunakan dalam kemasan produk perikanan. Untuk menghentikan belerang dari pewarnaan produk ikan, seng oksida atau logam aluminium bubuk dapat ditambahkan ke pelapis epoksi fenolik.

2) Produk ikan dikemas dalam kaleng dengan Phenolic lacquers, yang merupakan pelapis dan komponen sulfida yang tahan asam.

3) Epoxy amine sulfida adalah pelapis mahal dengan daya rekat yang baik, tahan terhadap panas dan abrasi, fleksibel, dan tidak mudah lepas. rasa.

Tepung tulang ikan dan kerupuk kulit seringkali dibungkus dengan aluminium foil sebelum dikemas dengan produk olahan ikan. Seringkali, plastik atau bahan pengemas lainnya digabungkan dengan aluminium foil untuk pengemasan. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan isi dan desain produk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun