Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembunuh yang Tak Tersentuh (Hukum)

8 Januari 2016   08:07 Diperbarui: 3 Agustus 2016   01:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika benar bahwasannya keadilan di negeri ini tidak ada, lalu masihkah kita pergunjingkan, sedang yang duduk di atas sana mengabaikan hati nurani. Dan mereka para penindak kriminal, bebas berkeliaran atas hukum kita yang lemah.

Berdoalah--suatu hal yang terbaik--yang bahkan dianggapnya tak penting bagi para manusia yang menganggap bahwa dirinya penguasa.

Ah, di suatu tanah yang tak lagi berwajah, marilah kita bersama angkat kepala dan tunjukkan pada dunia, bahwasannya kita para penggila sastra, juga turut andil dalam bagian membangun negara dan keadilan untuk kaum lemah--yang bahkan tak dianggap suaranya.

masihkah kalian juga memiliki nurani yang sama? angkat tulisan kita supaya aparat melihat dengan matanya dari masing-masing tulisan kita.Jika benar bahwasannya keadilan di negeri ini tidak ada, lalu masihkah kita pergunjingkan, sedang yang duduk di atas sana mengabaikan hati nurani. Dan mereka para penindak kriminal, bebas berkeliaran atas hukum kita yang lemah.

Ah, negeri yang tak berwajah. Sikap yang tak bijaksana. Menutup telinganya dari hati nurani dan kebenaran. Benarkah telah kerdilnya keadilan? Hingga yang timpang kehidupannya, tak layak mengecap kebenaran.

Namun, apakah kita juga akan berdiam diri saja, jika ketidakbenaran itu hanya diperuntukkan oleh orang-orang susah. Dan mereka para pemain sandiwara, telah puas tertawa memainkan aksinya--melihat aparat bagai seorang badut dan hukumnya seperti pelacur.

Mari teman yang masih memiliki nurani, angkat suaramu seperti ketika Engeline. Tulisan kitalah yang akan menjadi tuhan untuk negeri yang dipenuhi badut-badut persimpangan.

 

http://news.detik.com/berita/3112272/histeris-ibu-yosafat-yakin-didit-yang-divonis-5-tahun-bukan-pembunuh-anaknya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun