Mohon tunggu...
Rhesa Ardiansyah
Rhesa Ardiansyah Mohon Tunggu... Human Resources - Pembelajar Amatir

Mencoba Belajar Mendokumentasikan Pengalaman Lewat Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilmu Hasta Brata: Refleksi Model Kepemimpinan Jawa Sebagai Solusi Tantangan Zaman

14 Oktober 2017   11:01 Diperbarui: 14 Oktober 2017   11:20 2465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjdi kesepakatan publik bahwa pemimpin yang ideal adalah sosok pemimpin yang memilik sifat tertentu dan karanteristik khusus, misalnya sosok pemimpin yang inovatif, kreatif, transformatif, kharisma dan lain sebagainya. Dan sudah kita ketahui pemimpin hebat dan heroik negara ini memiliki sifat dan karakteristik seperti itu, seperti Putra Sang Fajar Ir. Soekarno atau bahkan kepemimpinan salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia layaknya Hadratussyaikh K. H. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama). Dan mereka telah membuktikan dengan kepemimpinan yang khas dan dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dapat mengembangkan masyarakat sekitar.

Berbicara model kepemimpinan akan banyak teori dan pendapat para pakar yang mengonsepsi masing-masing pemikirannya kedalam tulisan ataupun mengungkapnnya dalam seminar ataupun diskusi. Dan pada tulisan ini, penulis ingin merefleksikan dan mengenalkan kembali tentang Konsep Kepemimpinan dari Ilmu Budaya Jawa Hasta Brata di era modern saat ini, kepada khalayak umum terutama kepada pemuda dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) khususnya. Karenan sudah hal yang mutlak ketika seorang pemuda masa kini menjadi lokomotif pergerakan kemajuan bangsa ini melalui model kepemimpinan yang cerdas dan berintegritas.

Mari kita mengenal lebih lanjut tentang nilai-nilai keteladan yang tersirat pada Imu Jawa Kuno Hasta Brata, yang mana istilah Hasta Brata berasal dari Kitab Hindu kuno dalam bahasa Sansekerta "Manawa Dharma Sastra". Hasta artinya delapan dan Brata memiliki arti perilaku atau tindakan pengendalian diri sendiri. Karena hakekatnya kita sebagai pemuda pemimpin bangsa harus dapat memiliki pengendalian diri sejak dini. Hasta Brata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam, yakni bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hasta Brata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin.

Dan pemimpin yang mampu menguasi Ilmu Hasta Brata maka pemimpin tersebut akan mampu mengejawantahkan nilai-nilai agung yang tersirat didalamnya. Karena, delapan sifat agung ini adalah mewakiliki kearifan sifat yang dimiliki oleh Sang Pencipta alam semesta. Yasadipura I (1729-1803 M), pujangga keraton Surakarta menuliskan Hasta Brata sebagai delapan prinsip kepemimpinan sosial yang meniru filosofi atau sifat alam, yaitu:    

  1. Mahambeg Mring Suryo (Meniru sifat matahari), sosok pemimpin harus mampu menampilkan diri sebagai sosok yang memberi sinar inspirasi, memancarkan cahaya kehidupan dalam bermasyarakat dan mampu mendaya kembangkan rakyat yang dipimpinnya untuk kemajuan bangsa dan negara.
  2. Mahambeg Mring Condro (Meniru sifat bulan), bulan mampu menyinari dalam kegelapan malam, dan sosok pemimpin saat ini harus mampu memberikan semangat, dukungan dan motivasi saat suka maupun duka, apapun dan bagaimanapun situasi dan kondisinya pemimpin harus hadir.
  3. Mahambeg Mring Bhumi (Meniru sifat bumi), bersifat murah hati, kuat dan sebagai ibu pertiwi. Pemimpin sudah selayaknya memiliki sifat bermurah hati dan melayani pada rakyatnya dan memiliki prinsip dan karakter yang kuat untuk menjalankan roda kepemimpinanya serta tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
  4. Mahambeg Mring Samudro (Meniru sifat laut/samudra), bersifat luas, tenang, dan berombak. Sudah selayaknya pemimpin mampu memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, mampu menampung aspirasi masyrakatnya serta memberikan solusi dengan kebijaksanaannya dan selalu tenang dalam menghadapi goncangan.
  5. Mahambeg Mring Kartika (Meniru sifat bintang), bersifat memancarkan kemilau di tempat tinggi. Pemimpin sudah sepatutnya mampu memberikan pedoman, pembimbing arah pada kebaikan dan mampu memberikan suri tauladan walaupun pemimpin berada di pucuk manajerial tertinggi.
  6. Mahambeg Mring Angkasa (Meniru sifat Langit), luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Prinsip seorang pemimpin hendaknya mempunyai ketulusan batin dan kemampuan mengendalikan diri dalam menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
  7. Mahambeg Mring Dahana (Meniru sifat Api), mempunyai kemampuan membakar semua yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran secara tegas tanpa pandang bulu
  8. Mahambeg Mring Maruto (Meniru sifat Angin), selalu ada dimana-mana tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya.

Itulah delapan falsafah Jawa (Hasta Brata) yang agung dan sudah selayaknya kita sebagai Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengaplikasikan nilai-nilai agung tersebut pada diri kita sendiri, karena menurut penulis bahwa Ilmu Hasta Brata masih sangat relevan jika diterapkan di era millenium. Selain itu, nilai-nilai agung tersebut juga termasuk representasi dari alam semesta. Dengan menerapakannya kita bisa mengamalkan salah satu nilai dasar pergerakan (NDP) Peregerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yaitu hablum minal 'alam(hubungan manusia dengan alam).

Semoga kita semua, khususnya kader PMII mampu mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia, mampu merajut nilai-nilai kebhinekaan, mampu meciptakan inovasi yang kreatif, mampu mendobrak kebiasaan lama yang stagnan dan mampu menjadi pemimpin yang dapat menjawab tantangan zaman.

Dalam diam aku berfikir.

Dalam diam aku bernalar.

Dalam diam aku berkarya.

Dalam diam aku merajut asa.

Dalam diam aku menjelajah semesta.

Dalam diam aku menggapai cita-cita.

 Ilmu dan bakti ku berikan. Adil dan makmur ku perjuangkan.

Hidup PMII..!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun