Mohon tunggu...
Rhesa Ardiansyah
Rhesa Ardiansyah Mohon Tunggu... Human Resources - Pembelajar Amatir

Mencoba Belajar Mendokumentasikan Pengalaman Lewat Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membumikan Pendidikan Multikultural Sebagai Perekat Persatuan Bangsa

12 September 2017   20:34 Diperbarui: 12 September 2017   20:44 3444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang isu konflik Suku, Agama, Ras dan Budaya. Terutama issu yang berkembang di ibu kota Indonesia, DKI Jakarta. Masih teringat di benak kita bagaimana konfik politik yang mengatasnamakan agama, hanya untuk sebuah kontestansi politik. Bahkan anak usia sekolah juga ikut menyuarakan kebencian atas nama ras dan agama.

Dalam menghadapi pluralisme budaya tersebut, diperlukan paradigma baru yang lebih toleran dan elegan untuk mencegah dan memecahkan masalah benturan-benturan budaya tersebut, yaitu paradigma pendidikan multikultural. Hal ini penting untuk mengarahkan anak didik dalam mensikapi realitas masyarakat yang beragam, sehingga mereka akan memiliki sikap tasamuh  terhadap keragaman perbedaan tersebut. Bukti nyata tentang maraknya kerusuhan dan konflik yang berlatar belakang suku, adat, ras, dan agama menunjukkan bahwa pendidikan kita telah gagal dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya multikulturalisme. 

Melihat dari kasus tersebut maka perlu ditanamkan sejak dini tentang Pendidikan multikultural, agar tunas bangsa tidaak terkontaminasi dengan issu yang bersinggungan dan menyangkut dengan Suku, Agama, Ras dan Budaya. Perllu kkita sadari dan pahami, bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki keragaman etnik tetapi memiliki tujuan yang sama, yakni menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera. Karena itu, menjadi penting pengembangan pendidikan multikultural, sebuah proses pendidikan yang memberi peluang sama pada seluruh anak bangsa tanpa membedakan perlakuan karena perbedaan etnik, budaya dan agama, yang memberikan penghargaan terhadap keragaman, dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas, dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional dan citra bangsa di mata dunia internasional.

Sebagai negara puspa warna dengan latar belakang budaya, suku, bahasa, dan agama yang sangat majemuk, Indonesia memerlukan pendekatan dan instrumen strategik yang dapat dijadikan sebagai sebuah gerakan nasional untuk mewujudkan persatuan, kesatuan, dan keutuhan bangsa agar menjadi bangsa yang berdaulat dan bermartabat. 

Salah satu instrumen pendekatannya adalah melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara menyeluruh memberikan kritik dan menunjukkan kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskriminasi di dunia pendidikan. Pendidikan multikultural sebagai instrumen rekayasa sosial mendorong sekolah supaya dapat berperan dalam menanamkan kesadaran dalam masyarakat multikultur dan mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleran utuk mewujudkan kebutuhan serta kemampuan bekerjasama dengan segala perbedaan yang ada. Praktek pendidikan multikultural di Indonesia dapat dilaksanakan secara fleksibel.

Oleh karena itu, pendidikan multikultural akan menjadi angin penyejuk dalam mengadapi problema yang mengatasnamakan Suku, Agama, Ras dan Budaya yang ada di Indonesia. Dalam hal ini, sekolah harus mendesain proses pembelajaran, mempersiapkan kurikulum dan desain evaluasi, serta mempersiapkan guru yang memiliki persepsi, sikap dan perilaku multikultural, sehingga menjadi bagian yang memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan sikap multikultural para siswanya.

Melihat kondisi pendidikan multikutural yang seyogyanya selalu diajarkan kepada siswa melalui bimbingan guru yang mengajarkan tentang pentingnya toleransi akan perbedaan yang ada, oleh karena itu kita perlu memahami tentang apa itu pendidikan multikultural? Dan siapa saja yang perlu diberikan tentang pendidikan multikultural?. 

Mencoba mengkaji tentang pengertian pendidikan multikultral, Pendidikan multikultural hingga saat ini belum dapat didefinisikan secara baku. Dan istilah   pendidikan multikultural pun masih dipandang asing bagi masyarakat umum, bahkan penafsiran terhadap definisi maupun pengertian pendidikan multikultural juga masih menjadi perdebatan di kalangan pakar pendidikan. Namun, ada beberapa pendapat para ahli mengenai pendidikan multikultural. 

Menurut Kamanto Sunarto menjelaskan bahwa pendidikan multikultural biasa diartikan sebagai pendidikan keragaman budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan untuk membina sikap siswa agar menghargai keragaman budaya masyarakat. Meminjam pengertian Sletter dan Grant tentang Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras dan kelas. 

Jika menurut Banks, mendefinisikan bahwa pendidikan multikultural sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural pada dasarnya merupaka program pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya. 

Dapat disimpulkan bahwa definisi dari Pendidikan multikultural adalah merupakan suatu gerakan pembaharuan dan proses untuk menciptakan lingkungan pendidikan tanpa adanya diskriminasi untuk seluruh siswa. Dalam konteks lebih luas lagi, pendidikan multikultural mencoba menyatukan bangsa secara demokratis,  dengan menekankan pada perspektif pluralitas masyarakat di berbagai pelosok bangsa, etnik, dan kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikian sekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai multikultural sebagai perwujudan dan implementasi demokrasi yang diterapkan di bangsa Indonesia. Kurikulumnya merupakan penampakan aneka budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, suku dan dialek, dimana para pelajar lebih baik bicara tentang rasa hormat di antara mereka dan menjunjung tinggi nilai-nilai kerjasama atau gotong-royong, dari pada membicarakan persaingan dan prasangkadi antara sejumlah pelajar yang berbeda dalam hal etnis, ras, budaya dan kelompok status sosial lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun