Pemanasan global yang terjadi beberapa tahun kebelakang ini menimbulkan kebangkitan virus purba yang telah lama terpendam di bumi. Melansir dari CNN virus yang diambil dari Siberia ini berusia 48.500 tahun dan menjadi salah satu dari 13 sampel yang dihidupkan kembali. Diambil dari permafrost yang merupakan lapisan beku permanen yang berada diatas ataupun dibawah permukaan bumi. Permafrost terdiri dari tanah, kerikil, dan pasir yang diikat oleh es.
Suhu bumi yang kian menghangat ini disinyalir menjadi ancaman keberadaan permafrost karena lapisan itu akan mencair perlahan. Menurut seorang ilmuan NASA, Kimberley Milner menyatakan berbagai macam hal yang terjadi pada permafrost menjadi kekhawatiran dan akan sangat penting untuk menjaga permafrost tetap beku karena dibalik lapisan tersebut banyak sekali terdapat virus-virus yang berasal dari zaman purba.
Menarik melihat perkembangan informasi dari virus-virus purba ini, pasalnya seluruh dunia pun masih di masa-masa pandemi covid-19, meskipun sudah berpindah ke fase new normal pun masyarakat masih tetap waspada tertular virus tersebut. Karena jika tidak dijaga dan waspada mencairnya lapisan-lapisan es yang sudah membeku bertahun-tahun lamanya ini dapat menghidupkan kembali virus-virus yang terkubur semenjak itu.Â
Tindakan preventifnya bukan hanya dengan mengamati virus-virus ini berkembang, tetapi dengan cara menjaga lingkungan kita sekitar, ikut kegiatan go green dengan mengurangi penggunaan limbah plastik dan reboisasi hutan, beralih ke barang dan aktivitas yang ramah lingkungan, dan fokus kepada pemakaian energi yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H