Mohon tunggu...
rheno erenn
rheno erenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sangat menyukai musik dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bangkitnya Virus Zombie Siberia, Pandemi Jilid 2?

4 April 2023   21:44 Diperbarui: 4 April 2023   22:18 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan global yang terjadi beberapa tahun kebelakang ini menimbulkan kebangkitan virus purba yang telah lama terpendam di bumi. Melansir dari CNN virus yang diambil dari Siberia ini berusia 48.500 tahun dan menjadi salah satu dari 13 sampel yang dihidupkan kembali. Diambil dari permafrost yang merupakan lapisan beku permanen yang berada diatas ataupun dibawah permukaan bumi. Permafrost terdiri dari tanah, kerikil, dan pasir yang diikat oleh es.

Suhu bumi yang kian menghangat ini disinyalir menjadi ancaman keberadaan permafrost karena lapisan itu akan mencair perlahan. Menurut seorang ilmuan NASA, Kimberley Milner menyatakan berbagai macam hal yang terjadi pada permafrost menjadi kekhawatiran dan akan sangat penting untuk menjaga permafrost tetap beku karena dibalik lapisan tersebut banyak sekali terdapat virus-virus yang berasal dari zaman purba.

Menarik melihat perkembangan informasi dari virus-virus purba ini, pasalnya seluruh dunia pun masih di masa-masa pandemi covid-19, meskipun sudah berpindah ke fase new normal pun masyarakat masih tetap waspada tertular virus tersebut. Karena jika tidak dijaga dan waspada mencairnya lapisan-lapisan es yang sudah membeku bertahun-tahun lamanya ini dapat menghidupkan kembali virus-virus yang terkubur semenjak itu. 

Tindakan preventifnya bukan hanya dengan mengamati virus-virus ini berkembang, tetapi dengan cara menjaga lingkungan kita sekitar, ikut kegiatan go green dengan mengurangi penggunaan limbah plastik dan reboisasi hutan, beralih ke barang dan aktivitas yang ramah lingkungan, dan fokus kepada pemakaian energi yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun