Mohon tunggu...
Rheno Ade Sastra
Rheno Ade Sastra Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa

Chemical Engineer - Faculty Of Engineering - Univesitas Pembangunan Nasional " Veteran " Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengurai Kemegahan Proses Geothermal Power Plant, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

20 Oktober 2020   15:24 Diperbarui: 20 Oktober 2020   15:31 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Indonesia merupakan negara adidaya yang memiliki beragam sumber daya alam. Indonesia di gadang -- gadang sebagai bangsa tersohor karena potensi alam yang luar biasa melimpah.  

Hampir 75 tahun Indonesia merdeka atas hak kuasa untuk tanah airnya. Tercatat ada sekitar 267 juta jiwa yang hidup di tanah surga Indonesia. Salah satu sektor yang terkena imbas dari bonus demografi yang melanda Indonesia adalah eksploitasi penggunaan bahan -- bakar fosil yang menjadi primadona bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia. 

Bahan bakar berbasis fosil banyak digunakan pada aktivitas sehari -- hari mulai dari kendaraan bermotor hingga industri yang sedang aktif melaksanakan proses produksi. 

Perlu diketahui bahwa penggunaan bahan bakar fosil tentu akan menyebabkan dampak yang cukup luar biasa dari segi lingkungan maupun dari segi ketersediaan bahan baku itu sendiri.

Bukannya tanpa akibat, penggunaan bahan bakar berbasis fosil yang digunakan dalam kendaraan maupun skala industri besar cukup membawa dampak yang cukup serius. 

Dampak yang dihasilkan yakni polusi udara dimana -- mana, juga efek rumah kaca yang menyebabkan lapisan ozon semakin menipis sekaligus membuat negeri yang kerap di sapa paru -- paru dunia ini memiliki kondisi udara yang cukup panas dan memprihatinkan. Tercatat Indonesia merupakan salah satu Negara dengan penyumbang emisi gas buang terbesar di dunia. 

Salah satu yang cukup memrpihatinkan yakni polusi yang disebabkan oleh pembangkit listrik di Indonesia yang menggunakan bahan bakar seperti gas alam dan batu bara. 

Walaupun tingkat efektivitasnya cukup menjanjikan, namun dalam sektor lingkungan hal ini merupakan ncaman yang begitu buruk. Tentu hal ini cukup membingungkan, mengingat tingginya kebutuhan listrik di Indonesia. Salah satu jawabannya yakni menggunakan potensi energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW.  Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. 

Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. 

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan, konservasi energi, sekaligus pemenuhan kebutuhan listrik maka perlu dilakukan sebuah inovasi , salah satunya yakni mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ( PLTP ) sebagai pembangit terbarukan serta ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.

Energi Panas Bumi

Energi panas bumi (atau energi geothermal) adalah sumber energi yang relatif ramah lingkungan karena berasal dari panas dalam bumi. Air yang dipompa ke dalam bumi oleh manusia atau sebab-sebab alami (hujan) dikumpulkan ke permukaan bumi dalam bentuk uap, yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin untuk memproduksi listrik. Biaya eksplorasi dan juga biaya modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi dibandinkan pembangkit-pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan bakar fosil. Namun, setelah mulai beroperasi, biaya produksinya rendah dibandingkan dengan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Di samping menghasilkan listrik, energi geotermal juga bisa digunakan untuk pompa pemanas, alat mandi, pemanas ruangan, rumah kaca untuk tanaman, dan proses-proses industri.

Tabel di bawah mendaftarkan lima negara yang paling banyak menghasilkan listrik menggunakan energi geothermal:

1. Amerika Serikat

3,092 MWe

2. Filipina

1,904 MWe

 3. Indonesia

 1,197 MWe

4. Meksiko

958 MWe

5. Italia

843 MWe

Sumber: International Geothermal Association

Di beberapa tahun terakhir, pasar untuk tenaga geothermal meningkat tajam, terutama di pasar-pasar negara berkembang karena - akibat pertumbuhan ekonomi - semakin banyak komunitas-komunitas di pedesaan berpenghasilan rendah yang mendapat akses ke jaringan listrik. Banyak pemerintah juga makin meningkatkan fokus untuk mengurangi kebergantungan pada bahan bakar fosil yang mahal dan tidak ramah lingkungan.

Indonesia adalah salah satu dari negara-negara berkembang ini yang meghadapi perningkatan permintaan listrik sebanyak 10% setiap tahunnya (terutama di pulau-pulau di luar Jawa) dan karena itu negara ini membutuhkan tambahan kapasitas untuk menghasilkan listrik sekitar 6 Giga Watt per tahun. Rasio kelistrikan Indonesia - yaitu persentase rumah tangga Indonesia yang terhubung dengan jaringan listrik - sekitar 80,38% pada akhir 2013, mengimplikasikan bahwa masih ada sekitar 50 juta penduduk Indonesia yang tidak memiliki akses listrik. Pemerintah Indonesia memiliki harapan-harapan tinggi untuk energi geothermal. Indonesia memiliki cadangan-cadangan geothermal terbesar di dunia, karena itu Pemerintah bertujuan meningkatkan peran energi geothermal sebagai penghasil listrik. Karena permintaan energi meningkat tajam di Indonesia (negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara) - karena pertambahan penduduk dikombinasikan dengan ekspansi struktural ekonomi menyebabkan semakin bertambahnya jumlah kalangan menengah dan juga pertumbuhan industrialisasi dan investasi-investasi baru - Pemerintah, baru-baru ini, telah melakukan usaha-usaha untuk mempermudah investasi dalam ekspansi geothermal setelah selama ini cenderung mengabaikan sektor ini.. Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di bawah tanah Indonesia, maka negara ini diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki potensi tinggi untuk sumber energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum digunakan. Saat ini, Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas geothermalnya.

 

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ( PLTP )

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau kerap di sapa PLTP merupakan jenis pembangkit yang memanfaatkan panas bumi untuk menghasilkan listrik dengan memutar steam turbine generator. Pembangkit yang digunakan untuk meng-konversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda. Teknologi tersebut antara lain :

1. Dry Steam Power Plants

Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara.

2. Flash Steam Power Plant

Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai ma-suk kembali ke reservoir melalui injection well. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.

3. Binary Cycle Power Plants (BCPP)

BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plant ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu 90-1750C. Contoh penerapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field, USA. Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang. Khusus untuk PLTP binary cycle, BPPT telah merancang-bangun dan menguji prototype PLTP Binary Cycle kapasitas 2KW dengan menggunakan fluida hidrokarbon sebagai f1uida kerjanya. Selain itu BPPT telah merencanakan kegiatan Pengembangan PLTP Skala Kecil 2010-2014 yang meliputi 2 kegiatan utama, yaitu, pengembangan PLTP Binary Cycle dengan kapasitas 1 MW (target 2014) melalui tahapan prototipe 2KW (2008) dan pilot project 100KW (2012), serta pengembangan PLTP teknologi condensing turbine dengan kapasitas 2-5 MW (2011 dan 2013). ( KESDM, 2009 )

                                                                                                                               DAFTAR PUSTAKA

 

Hassanudin, 2020. " Kelebihan Panas Bumi "https :// www.panasbuminews. Com /berita/berikut-kelebihan-pemanfaatan-panas-bumi-dibandng-sumber-energi-lainnya/. Di akses pada 16 Oktober 2020 pukul 10.20 WIB

KESDM, 2008. Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia. https: //www. esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/potensi-energi-baru-terbarukan-ebt-indonesia. Di akses pada 15 Oktober 2020 pukul 11.30 WIB

KESDM, 2020. " Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/mengenal-teknologi-pembangkit-listrik-panas-bumi. Di akses pada 15 Oktober 2020 pukul 11.30 WIB

Ronald DiPippo Ph.D., in Geothermal Power Plants (Fourth Edition), 2016, Elsevier. Butterworth-Heinemann

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun