Mohon tunggu...
Rheinata Amabelle
Rheinata Amabelle Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Pelajar Sekolah Dian Harapan Lippo Cikarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Globalisasi Memajukan atau Meruntuhkan?

12 November 2020   13:13 Diperbarui: 12 November 2020   13:50 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membuka siaran televisi, yang kita lihat bukan hanya tayangan lokal, sudah banyak tayangan- tayangan negara Barat, ataupun negara Asia lain seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang. Bahkan, kini tayangan- tayangan tersebut seringkali lebih banyak diminati daripada tayangan lokal. Hal ini membuktikan adanya globalisasi. Tentu di era modern ini, kata globalisasi sudah tidak asing lagi bagi kita, bukan begitu?

Globalisasi merupakan fase perubahan yang terjadi pada masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi berhubungan dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dalam hal perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk interaksi yang lain. Globalisasi berasal dari kata Bahasa Inggris, yaitu globalization dengan kata dasar global yang berarti mendunia. Menurut Giddens, globalisasi adalah suatu proses radikalisasi dan universalisasi nilai- nilai modernitas peradaban Barat ke seluruh penjuru dunia, yang kemudian berkembang menjadi modernitas global (Jati, 2013).

Globalisasi identik dengan internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, westernisasi, dan deteritorialisasi. Apa arti dari kata- kata tersebut? Internasionalisasi berarti hubungan antarnegara dengan meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal. Liberalisasi merupakan praktik untuk mendorong terlaksananya perdagangan barang dan jasa secara bebas antarnegara. Westernisasi adalah gaya hidup negara Barat/ Amerika. Dan deteritorialisasi berarti perubahan- perubahan geografis.

Globalisasi kini berjalan dengan sangat cepat dan tidak dapat dihentikan. Faktor yang mempercepat terjadinya globalisasi, yaitu, yang pertama adanya perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi, yang jauh dapat menjadi dekat, komunikasi menjadi lebih mudah. Informasi- informasi dari seluruh dunia pun dapat diketahui dengan cepat melalui teknologi.

Yang kedua, kemajuan transportasi. Globalisasi dapat dilihat secara nyata dengan adanya kemajuan transportasi. Yang dulunya dari suatu tempat ke tempat lainnya membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang lebih besar, kini menjadi sangat mudah. Dulu, transportasi yang dimiliki manusia hanya kuda, unta, dan lainnya, namun kini, sudah berkembang pesat sehingga manusia mengenal kapal, kereta api, pesawat, dan lainnya. Dengan dimudahkannya berpergian, globalisasi akan menjadi semakin cepat.

Selain itu, globalisasi dapat terjadi ketika suatu negara, kelompok, atau individu memiliki keinginan untuk berkembang. Perubahan yang ada harus dapat diterima oleh negara, kelompok, atau individu. Jika mereka menolak perubahan tersebut maka globalisasi akan lebih lambat atau bahkan tidak terjadi globalisasi. Maka dari itu, negara yang terbuka akan lebih cepat dalam mengalami globalisasi dibanding negara yang tertutup seperti Korea Utara.

Apakah globalisasi berkembang hanya di satu bidang saja? Jika Dunia kita berkembang semakin maju di segala aspek, bagaimana dengan globalisasi? Jawabannya, tentu globalisasi juga berkembang di berbagai bidang, tidak hanya satu bidang. Globalisasi menyentuh bidang- bidang yang cukup berdampak terhadap suatu negara.

Yang pertama, bidang teknologi. Berkembangnya teknologi dan internet menyebabkan informasi mudah didapati oleh seluruh warga dunia. Yang kedua, bidang pendidikan. Sistem pendidikan kini semakin berkembang, pendidikan menyiapkan sistem pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan siswa agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan industri. Yang ketiga, bidang ideologi. Masuknya budaya dan pengaruh dari negara- negara luar yang maju cenderung menyebabkan melemahnya pandangan Pancasila sebagai dasar negara.

Yang keempat, bidang agama. Globalisasi dapat menyebabkan semakin hilangnya pola suatu agama, dan juga melemahkan kebudayaan- kebudayaan lama agama. Yang kelima, bidang lingkungan dan kesehatan. Keenam, bidang ekonomi. Ekonomi akan terpengaruh karena dengan adanya globalisasi, banyak produk- produk lokal yang tersingkirkan oleh produk perusahaan multinasional. Dan terakhir, bidang budaya.

Globalisasi memang menimbulkan banyak dampak postitif, terlebih jika dilihat dalam bidang teknologi, atau transportasi, kehidupan manusia sangatlah dimudahkan. Namun, selain hal positif, ada juga hal negatif yang timbul akibat globalisasi. Misalnya, globalisasi dapat menyebabkan konsumerisme, budaya negara Indonesia lama- kelamaan hilang, digantikan dengan budaya baru, kemudian kenakalan remaja, dan perpecahan integrasi Bangsa Indonesia.

Konsumerisme berarti perilaku konsumtif. Globalisasi dapat menyebabkan perilaku konsumtif karena dipengaruhi oleh gaya hidup Barat, atau juga banyaknya produk internasional yang masuk ke dalam negara saat ini. Banyak orang yang lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Selain itu, persaingan yang timbul karena adanya produk lokal dan produk internasional dapat menimbulkan promo yang akan membuat masyarakat tertarik mengonsumsi suatu barang meskipun tidak membutuhkannya.

Budaya Indonesia yang sejak dahulu telah ada lama- kelamaan bisa hilang seiring berkembangnya zaman. Jika masyarakat tidak memegang lagi budaya yang lama, maka budaya tersebut dapat hilang digantikan oleh budaya yang baru. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya, sehingga globalisasi dapat memberi dampak negatif mengurangi keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Informasi dan hal- hal lainnya dapat diketahui dengan sangat mudah oleh remaja di Indonesia saat ini. Tontonan Barat pun kini sangat banyak ditayangkan di Indonesia, budaya Barat memiliki prinsip yang berbeda dengan budaya Indonesia. Banyak pula pakaian- pakaian Barat yang kini dipakai oleh remaja- remaja Indonesia. Dengan adanya perbedaan budaya tersebut, remaja- remaja akan terpengaruhi dan menimbulkan kenakalan remaja. Seperti, tawuran, pergaulan bebas, dan penggunaan alkohol.

Globalisasi dapat menimbulkan perbedaan pendapat di antara masyarakat. Bisa saja ada masyarakat yang menerima perubahan, namun ada juga yang tetap berpegang pada budaya lama dan sulit untuk menerima perubahan yang ada. Jika perbedaan pendapat terjadi dan masyarakat tidak dapat mengatasinya dengan baik, dapat memicu terjadinya perpecahan sosial. Terutama biasanya, diantara kaum muda dengan kaum tua, sering terjadi perbedaan pendapat dan prinsip karena perbedaan zaman yang ada. Sehingga, adanya globalisasi dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.

Untuk mencegah dampak negatif akibat globalisasi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Setiap individu harus memiliki prinsip dan berpegang terhadap prinsip yang dimiliki agar tidak terbawa perubahan akibat globalisasi yang merugikan. Kemudian juga dengan terus mengembangkan diri. Pengembangan diri yang dilakukan dapat berupa pengembangan potensi, mengembangkan rasa percaya diri, dan mengembangkan pengetahuan diri sendiri.

Dengan mengembangkan potensi dan rasa percaya diri, manusia tidak akan mudah terpengaruh dengan perubahan akibat globalisasi yang buruk, fokus kepada diri sendiri dan tidak mengubah prinsip diri sendiri hanya agar diterima oleh publik. Sebagai siswa, pengetahuan tentu perlu dikembangkan agar mengetahui hal- hal yang baik dan yang buruk mengenai globalisasi. Mempelajari budaya bangsa agar tidak hilang sepenuhnya. Sebagai siswa juga menyebarkan hal- hal yang baik yang diterima melalui teknologi kini, bukan hal yang buruk. Jika siswa berpengetahuan tinggi, tidak akan mudah dipengaruhi oleh dampak negatif globalisasi.

Sehingga agar globalisasi menjadi hal yang memajukan bangsa dan bukan meruntuhkan, siswa perlu mengembangkan potensi, rasa percaya diri, dan pengetahuan yang ada. Globalisasi akan terus ada dan tidak bisa dihentikan, sebagai generasi depan bangsa, masa depan bangsa berada di tangan siswa saat ini. Agar Bangsa Indonesia tidak terpecah akibat globalisasi, perlu individu- individu yang berprinsip teguh dan cermat dalam memilih mana saja perubahan yang baik untuk diikuti dan yang tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun