Mohon tunggu...
Rheina Intan Permata
Rheina Intan Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Administrasi Negara

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Pengembangan Potensi Desa Wisata di Desa Bluru Kidul

27 Desember 2023   21:41 Diperbarui: 27 Desember 2023   22:16 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

George R.Terry adalah seorang ahli manajemen yang gagasannya diterima secara luas. Salah satu yang paling terkenal, menurut George R.Terry, adalah fungsi manajemen. Fungsi manajemen berdasarkan George R.Terry menjadi landasan dalam menjalankan aktivitas manajemen.

Fungsi manajemen oleh G.R.Terry tercantum dalam bukunya “Principles of Management”. Menurut G.R.Terry, fungsi manajemen dibagi menjadi empat fungsi dasar. Fungsi-fungsi tersebut adalah: Prinsip Perencanaan (Principle of Planning), Prinsip Organisasi (Principle of Organization), Prinsip Pengarahan (Principle of Direction), dan Prinsip Pengendalian (Principle of Control). Menurut G. R. Terry, fungsi administratif menjadi acuan bagi para pelaku manajemen dalam menjalankan perannya. Dengan teori yang ada, maka dalam penyusunan makalah ini saya menggunakan teori G.R. Terry sebagai acuan saya dalam menyelesaikan dan menganalisis manajemen yang ada di Desa Bluru Kidul, Sidoarjo. 

a) Profil Desa Bluru Kidul Sidoarjo

Secara administrasi Desa Bluru Kidul Sidoarjo merupakan salah satu desa di Sidoarjo yang terletak kurang lebih 1,5 kilometer dari alun-alun Sidoarjo. Wilayah desa Bluru Kidul memiliki luas 260.817 Ha dengan batas wilayah antara lain: 

1) Sebelah Utara: Desa Kemiri

2) Sebelah Selatan : Desa Rangkah Kidul & Kel. Pucang Anom

3) Sebelah Barat : Kel. Sidoklumpuk & Kel. Pucang

4) Sebelah Timur: Desa Rangkah Kidul

Desa Bluru Kidul yang merupakan desa terpadat di Kecamatan Sidoarjo memiliki jumlah penduduk sebanyak 20 ribu jiwa, dengan 82 RT, 16 RW.

Secara geografis, desa Bluru Kidul memiliki ketinggian 3 meter dari permukaan laut, curah hujan yang rendah, keadaan topografi (dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai) antara 4 – 10 meter, dan suhu udara rata – rata 29 – 33 Co. Desa Bluru Kidul juga dilalui oleh 2 aliran sungai yaitu sungai Karanggayam dan sungai Bluru. Sungai Karanggayam adalah sungai perbatasan antara Perumahan Bluru Permai dengan Perumahan Bumi Citra fajar, dan sungai Bluru merupakan sungai yang menjadi salah tempat kegiatan para penduduk desa Bluru kidul yang berprofesi sebagai nelayan.

Dari segi kependudukkan, desa Bluru kidul memiliki jumlah penduduk 18.618 jiwa dan beragam. Penduduk asli desa tersebut sebagian besar bertempat tinggal di sepanjang sungai Bluru, sedangkan di Perumahan Bluru Permai merupakan masyarakat pendatang misalnya masyarakat pendatang asal Surabaya; Kalimantan Tengah, pulau Flores, Tuban, Pulau Bali, dll.

b) Fungsi Desa Bluru Kidul Sidoarjo

Desa Bluru Kidul yang berada di Pusat kota memiliki peran penting dalam sektor Ekonomi Kreatif. Salah satu potensi yang dimiliki desa Bluru Kidul adalah masyarakat nelayan, yang sudah barang tentu mata pencaharian pokoknya adalah dengan melaut untuk mencari tangkapan kerang dengan jenis kerang yang bermacam-macam; antara lain kerang kukur, kerang balok, kerang batik, kerang macan, kerang sapi, simping, dan kerang darah. Penangkapan Kerang yang dilakukan di perairan laut selat Madura dengan menggunakan perahu bermesin motor diesel dan dengan alat tangkap seperti garit, garuk, dan alat tradisional lain yaitu ban dan keranjang. 

Dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga nelayan di Desa Bluru Kidul antara lain adalah peran serta perempuan nelayan dalam mencari penghasilan tambahan, baik dalam kegiatan usaha home industry mengupas kerang, pembuatan sate kerang, kerang goreng, pembuatan kerupuk dan bakso kerang, maupun pembuatan dan pengembangan nugget kerang. Maka jika dilihat dari potensi Desa Bluru Kidul Sidoarjo, termasuk Desa Wisata.

c) Tujuan

Desa Bluru Kidul terletak di pusat kota dan berperan penting dalam sektor ekonomi kreatif dengan menyediakan bahan dasar berupa kerang, yang nantinya bisa dikelola langsung ataupun menjadi bahan olahan lainnya. Dengan memaksimalkan potensi yang ada, meningkatkan peluang usaha dan industri lokal, serta memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi warga lokal, membangun hubungan baik dengan masyarakat lokal dan melibatkan mereka dalam proses pengembangan usaha. 

1. Planning

Proses perencanaan merupakan tahapan yang berkaitan dengan tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan tugas termasuk memilih metode dan taktik yang sesuai dan tepat untuk mencapai tujuan. Langkah bagi pemerintah desa, masyarakat, dan pihak terkait lainnya dalam membangun desa wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Pemetaan potensi desa adalah memetakan potensi suatu desa secara menyeluruh merupakan langkah awal dalam mengembangkannya sebagai destinasi wisata. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memetakan potensi suatu desa:

  • Sumber Daya Alam, Menentukan dan mengapresiasi sumber daya alam desa yang meliputi keanekaragaman hayati, keindahan alam, dan daya tarik wisata alam.

  • Sumber Daya Budaya, Pelajari dan nikmati budaya khas desa ini, yang meliputi adat istiadat, kerajinan tangan, tarian, karya seni, dan kulinernya.

  • Infrastruktur dan Aksesibilitas, Periksa kondisi fasilitas umum, penginapan, dan jalan di komunitas wisata untuk menentukan seberapa mudah akses mereka.

Dari hasil komoditas kerang yang sangat melimpah, masyarakat nelayan di Desa Bluru Kidul sudah Fasilitas umum yang dimiliki di sektor perikanan kerang ini adalah terdapatnya dermaga atau tempat pemberhentian perahu nelayan. Namun, warga tidak didominasi bekerja sebagai nelayan, hanya beberapa yang bertahan dan yang mengolah dan mengupas kerang yaitu mayoritas ibu-ibu rumah tangga, dengan tujuan untuk mendapat penghasilan tambahan keluarga. Dengan ini Desa Bluru Kidul mempunyai potensi ekonomi kreatif yang besar khususnya dibidang pengelolaan kerang. Tetapi, pemasaran yang cakupannya kurang luas (hanya pasar terdekat) dan tidak ada tempat sentra kerang laut membuat Desa Bluru Kidul kurang dikenal sebagai kampung kerang. Pada Desa Bluru Kidul sudah dikenal dengan perayaan budaya nyadran. Budaya nyadran sudah dilaksanakan sejak abad ke 14. Perayaan tradisi nyadran dilaksanakan setiap satu tahun sekali yaitu setelah maulid nabi. Memasuki era di zaman modern ini tradisi nyadran tetap dijaga dan dilestarikan.

2. Organizing

Mengembangkan desa wisata berkelanjutan memerlukan keterlibatan aktif masyarakat serta kerjasama pemangku kepentingan terkait lainnya. Melibatkan masyarakat sejak awal akan menumbuhkan rasa akuntabilitas dan kepemilikan terhadap pertumbuhan kota pariwisata. Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan, antara lain:

  • Diskusi dan Konsultasi, selenggarakan diskusi terbuka dengan penduduk setempat untuk mengetahui kebutuhan dan tujuan mereka dalam mengembangkan desa wisata.

  • Pendekatan Partisipatif, berpartisipasi dalam perencanaan melibatkan masyarakat, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program pengembangan desa wisata.

  • Kemitraan, untuk membantu pengembangan desa wisata, jalin aliansi dengan berbagai kelompok terkait, seperti lembaga pemerintah, sektor swasta, LSM, dan akademisi.
  • Sosialisasi, Memberikan informasi kepada penduduk setempat tentang bagaimana mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan desa wisata, serta keuntungan dan dampak positif yang menyertainya. 

Usaha home industry produk inovatif yang berasal dari hasil laut, sudah cukup banyak dilakukan oleh banyak masyarakat di desa-desa, namun tanpa adanya bimbingan, penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dari pihak-pihak lain yang ahli di bidangnya, maka akan mustahil usaha home industry akan dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu untuk mengawalinya perlu dibentuk Kelompok-Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang nantinya bisa berkembang ke masyarakat yang lain yang lebih intensif. Penyuluhan dan pelatihan pembuatan olahan kerang telah dilaksanakan dua kali diikuti oleh 20 orang anggota mitra KUB Sumber Makmur dan KUB Sumber Rejeki. 

3. Actuating

Rahasia sukses mengembangkan desa wisata adalah perencanaan yang matang. Tahap selanjutnya adalah merancang pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter desa setelah potensi desa sudah dikenal dan melibatkan masyarakat serta pemangku kepentingan terkait. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika merancang dan mengembangkan infrastruktur: 

  • Infrastruktur Pariwisata, membangun dan merancang infrastruktur wisata, seperti tempat parkir, tempat istirahat, dan jalan setapak, yang mengutamakan aksesibilitas dan kenyamanan pengunjung.

  • Akomodasi, menyelenggarakan penginapan mulai dari homestay hingga hotel atau villa yang melengkapi karakter unik desa tersebut.

  • Pengelolaan Lingkungan, memastikan keramahan dan kelestarian lingkungan yang akan menjadi pertimbangan saat mengembangkan desa wisata. Agar kawasan tersebut tetap menarik bagi wisatawan.

  • Peningkatan Aksesibilitas, memperhatikan peningkatan aksesibilitas jalan dan transportasi umum menuju desa wisata.

Menurut APBDes Desa Bluru Kidul Tahun 2020-2022, bahwa setiap tahun desa bluru kidul sidoarjo menggunakan pengeluaran dana desa untuk pemeliharaan jalan lingkungan pemukiman/gang, dan Pembangunan prasarana (Drainase, Gorong-gorong, Selokan).

4. Controlling

Untuk menilai efektivitas inisiatif yang telah dilaksanakan, diperlukan pengendalian atau pengawasan terhadap desa wisata. Kedepannya supervisi juga dapat digunakan untuk menilai program latihan yang telah dilaksanakan dengan modifikasi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tahapan yang selanjutnya adalah pelaksanaan, serta evaluasi dan analisis yang ditimbulkan, yang akan disampaikan berupa pelatihan dan penyuluhan berupa meningkatkan keterampilan dan pengembangan produk, pelatihan dan pendampingan dalam teknik pengemasan dan pelabelan serta penyuluhan tentang standarisasi dan sertifikasi pangan olahan. 

Kesimpulan: 

Desa Bluru Kidul yang terletak di pusat kota berperan penting dalam perekonomian kreatif berkat potensi nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan aneka kerang dari perairan Selat Madura. Masyarakat nelayan ini menggunakan perahu yang dilengkapi mesin diesel dan peralatan penangkapan ikan seperti garit, garuk dan pengerik serta alat tradisional seperti ban dan keranjang.

Untuk meningkatkan pendapatan keluarga nelayan dan perempuan nelayan berperan dalam mencari pendapatan tambahan melalui kegiatan industri rumahan seperti mengupas kerang, membuat sate kerang, kerang goreng, kerupuk, bakso dan nugget. Desa Bluru Kidul mempunyai potensi menjadi desa wisata dengan bahan baku dasar kerang yang dapat dikelola atau diolah menjadi produk lain.

Pemaksimalan potensi tersebut antara lain untuk meningkatkan peluang usaha dan mengembangkan industri lokal, melatih dan mengembangkan tenaga kerja keterampilan. Masyarakat setempat, serta partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan usaha. Hal ini merupakan langkah penting dalam menjalin hubungan baik antara industri lokal dan masyarakat, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kreativitas  desa wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun