Mohon tunggu...
Rhefikha Tria Asyari
Rhefikha Tria Asyari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMY

tinggalin jejak ya kak, terimakasi orang baik^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Pintar Menangani Cyberbullying

1 Januari 2022   18:08 Diperbarui: 1 Januari 2022   18:21 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring bertambahnya usia Bumi, Bumi dan seisinya pun mengalami perkembangan. Salah satunya adalah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Berkembangnya pengetahuan yang dipelajari oleh manusia menghasilkan temuan-temuan baru yang dapat memudahkan kehidupan sehari-hari manusia pula. 

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi terjadi karena dipicu oleh pemenuhan kebutuhan dan kepentingan kehidupan manusia yang juga bertambah dan berkembang. 

Dan dalam realitanya saat ini, kehidupan manusia sangat bergantung dengan teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, frekuensi aktivitas manusia dalam berinteraksi di ruang siber atau cyberspace pun semakin meningkat.

Contohnya seperti saat di masa pandemi Covid-19, selama 3 tahun belakangan ini kita dipaksa untuk beraktivitas di dalam rumah dan mengurangi aktivitas tatap muka secara langsung. Krisis tersebut mampu dilewati dengan perkembangan teknologi yang dewasa ini semakin canggih. 

Akhirnya, kita mengenal aplikasi Zoom Meeting, Google Meet dan aplikasi lainnya yang mampu mengumpulkan banyak orang dari berbagai wilayah tanpa harus bertemu langsung.

Layaknya setiap hal yang selalu memiliki sisi positif dan negatif, interaksi dalam ruang siber selain memberikan kemudahan bagi manusia, perkembangan ini juga bisa menjadi senjata makan tuan bagi manusia sendiri jika dalam pemanfaatannya disalahgunakan. Cyberbullying atau perundungan siber merupakan salah satu contoh bentuk interaksi yang terjadi di ruang siber.

 

Cyberbullying Menjadi Pemicu Utama Seorang Pegulat Bunuh Diri

Kasus cyberbullying mangakibatkan seorang pegulat di Jepang mengakhiri hidupnya. Pegulat tersebut bernama Hana Kimura, dikenal sebagai seorang pegulat yang tampil pada World Wonder Ring Starom, yaitu gulat profesional wanita berbasis di Tokyo, Jepang.

Walaupun ia berkarir di Jepang, Hana Kimura ternyata memiliki darah keturunan Indonesia. Sehingga hal ini meenjadi topik pembicaraan hangat bagi pecinta MMA di Tanah Air. Hana Kimura meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 2020 lalu di usia mudanya yaitu 22 tahun. Dilansir dari Japan Times, setelah 7 bulan kematian Hana Kimura, pihak kepolisian mengungkapkan penyebab kematian anggota pemeran di acara TV reality show Jepang "Terrace House" itu karena mengalami perundungan siber/cyberbullying. Sebelum ditemukan tewas di apartemennya, Hana Kimura sempat mengunggah foto di Instagram dengan caption "Maafkan aku,".

Cyberbullying merupakan bentuk interaksi yang terjadi di ruang siber, dimana konsep ruang dan waktu ruang siber yang luas dan tak terbatas dapat menjangkau lapisan individu dan kelompok secara luas oleh karena itu, cyberbullying dapat dialami oleh siapapun yang berinteraksi di ruang siber dan kapanpun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun