Mohon tunggu...
RA Hedeen
RA Hedeen Mohon Tunggu... -

Arek Suroboyo yang kini bermukim di negeri Paman Sam dan suka berbagi catatan pinggir pernak pernik kehidupan.. "To Live is To Learn" :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Pengampunan - Antara Ibunda Ade Sara & Khumairoh Annisa

13 Maret 2014   12:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita disakiti, maka naluri survival kita akan memunculkan sebuah sikap perlawanan, berontak atau bahkan balas menyakiti lawan. Tapi berbeda halnya dengan pasangan Elizabeth Diana dan Suroto, orangtua Ade Sara Angelina Suroto (19), korban pembunuhan sadis yang dilakukan pasangan belia Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19) dengan cara menyetrum, memukul dan menyumpal mulut korban dengan koran dan membuang jenazah di Tol Bintara.

Elizabeth Diana dan Suroto , orangtua korban Ade Sara, memaafkan kedua pelaku setelah memakamkan jenazah putri semata wayang mereka. Pasangan suami istri ini memaafkan pelaku sebelum pelaku dan keluarga pelaku meminta maaf.

13947496421138403940
13947496421138403940

Sikap “tak lazim” kedua orangtua Ade Sara memunculkan berbagai macam reaksi diberbagai media. Banyak yang mengagumi, tetapi tidak sedikit yang berprasangka buruk terhadap pernyataan yang dilontarkan keluarga korban sebagaimana yang dilakukan Khumairoh Annisa.

https://www.facebook.com/tribunnews/posts/10202406751547375

1394749689177750664
1394749689177750664

" Hati2,ini modus baru!"   - " inikan pendapat sy. Mgkn msd ibu korban biar nanti pelaku ikut ajaranx.ckckckck" - begitu tulis Khumairoh Annisa Dan Aljihadi yang tersebar diberbagai jejaring sosial menanggapi pernyataan orangtua korban yang memafkan pelaku. Alih-alih bersimpati, tapi Khumairoh justru melontarkan sikap penuh curiga dan dengki terhadap tindakan mulia orangtua korban pembunuhan sadis Ade Sara.

“Pipi Kanan ditampar, berikanlah pipi kiri”

“Pipi Kanan ditampar, berikanlah pipi kiri” , sebuah philosophy “tak lazim” yang menjungkirbalikkan rasionalitas dan logika berpikir kita.

Jika kita mencoba mencermati lebih dalam kalimat di atas dan mencoba melihat kehidupan lebih dalam, kita akan memahami bahwa “ Jika kekerasan dibalas dengan kekerasan, maka mata rantai kekerasan akan terus berlanjut. Mata rantai ini akan bisa terputus jika kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Mencoba memberikan pengampunan sebagaimana yang dilakukan kedua orang tua Ade Sara, Elizabeth Diana dan Suroto adalah sebuah tindakan memutus mata rantai kekerasan dan membalas dengan kasih yang dalam walau hati terperih kehilangan putri semata wayang mereka.

13947499791531749968
13947499791531749968

Kedua orangtua Ade Sara telah memafkan kedua pelaku pembunuhan sadis anak semata wayang mereka, akan tetapi bukan berarti pihak berwajib di Indonesia menghentikan proses hukum terhadap Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19).

Semoga kita semua mampu belajar dari kedua orangtua Ade Sara akan makna Kasih dan Pengampunan secara nyata dalam kehidupan. Dan menghindari sikap benci dan dengki dari Khumairoh.

Love is greater than Hate – Kasih itu lebih dasyat daripada kebencian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun