Manajemen sumberdaya keluarga adalah manajemen yang bertujuan mencapai sesuatu yang dianggap penting oleh keluarga atau dengan kata lain manajemen yang memfokuskan pada pencapaian tujuan keluarga dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya
yang ada dalam keluarga tersebut. Manajemen ini memiliki prinsip untuk mencapai tujuan dengan hasil yang terbaik namun dengan sumberdaya sekecil-kecilnya. Manajemen sumberdaya keluarga merupakan suatu pondasi yang dasar bertujuan mencapai keberhasilan
menggunakan sumberdaya yang tersedia. Keberhasilan manajemen ditandai dengan mencapai tujuan yang telah disepakati.
Keluarga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, diantaranya keluarga inti, keluarga konjugal, dan keluarga besar. Kesejahteraan keluarga merupakan suatu kondisi keluarga dimana terpenuhinya semua kebutuhan untuk dapat hidup wajar. Pendapatan dan konsumsi merupakan variabel yang menentukan kesejahteraan baik secara individu maupun rumah tangga. Ketergantungan terhadap pendapatan dan konsumsi hingga mencapai kesejahteraan terjadi pada semua jenis keluarga. Berdasarkan wawancara kepada lima narasumber, didapatkan permasalahan kesejahteraan keluarga yang bervariatif dari segi pendapatan, jumlah anggota keluarga yang ditanggung, dampak Covid-19, dan lingkungan. Sebagian besar narasumber bisa mengatasi masalah tersebut dengan baik dan dapat hidup bahagia dengan caranya masing-masing.
Tingkat kesejahteraan keluarga adalah ukuran yang digunakan untuk menilai keadaan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, yang mencakup kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan dari keluarga tersebut. Kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, faktor sosial, dan kondisi politik dan hukum. Keluarga yang memperhatikan faktor-faktor tersebut dan berusaha untuk meningkatkan kondisi hidup mereka cenderung meraih kesejahteraan yang lebih baik.
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun.
Kesejahteraan keluarga merupakan suatu kondisi keluarga dimana terpenuhinya semua kebutuhan fisik, material, mental, spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga untuk dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anaknya memiliki tumbuh kembang yang baik dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Taraf kesejahteraan tidak hanya dapat diukur secara fisik dan kesehatan, tetapi juga dapat diukur secara spiritual. Kesejahteraan keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan material. Kesejahteraan ekonomi diukur dalam pemenuhan input keluarga, seperti pendapatan, upah, aset, dan pengeluaran. Sementara kesejahteraan material diukur dalam bentuk barang dan jasa yang dimiliki oleh keluarga tersebut.
Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Towel bahwa "Untuk memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya bertambah". Mahyu Danil, "Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen"
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wagle et al (2006), menyatakan bahwa pendapatan dan konsumsi merupakan variabel yang menentukan kesejahteraan baik secara individu maupun rumah tangga. Ketergantungan terhadap pendapatan dan konsumsi hingga mencapai kesejahteraan terjadi pada semua jenis keluarga, baik keluarga inti, keluarga konjugal atau keluarga besar. Semakin besar cakupan keluarga, maka semakin besar pula pendapatan yang harus dihasilkan oleh suatu keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan, keluarga yang tinggal di pedesaan masih belum sejahtera. Beberapa narasumber mengeluhkan pendapatan yang belum stabil dampak dari pandemi Covid-19. Pendapatan yang mereka hasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, tidak mencakup dalam pemenuhan kebutuhan sekolah, pakaian, dan lain sebagainya. Selain adanya dampak dari pandemi Covid-19, lingkungan sekitar dari para narasumber juga tidak saling membantu satu sama lain, sehingga mengharuskan para narasumber mencari pekerjaan tambahan agar mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.
Maka, faktor penghasilan, jumlah anggota keluarga yang ditanggung, tingkat kebahagiaan, dampak Covid-19, dan lingkungan memiliki pengaruh penting dalam tingkat kesejahteraan keluarga di pedesaan. Penghasilan yang tinggi belum tentu dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik diukur dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Terutama pada masa Covid-19 yang memberikan dampak besar pada kesejahteraan keluarga. Sehingga, untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga yang lebih baik upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan keterampilan untuk mencari pekerjaan tambahan. Selain itu, keluarga juga dapat mempertimbangkan untuk menyesuaikan anggaran keluarga agar lebih efektif dan efisien
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H