Mohon tunggu...
Rudi Harianto
Rudi Harianto Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa perguruan tinggi swasta tahun ke 2

lahir di jakarta, dari sd sampai sma di jakarta, sekarang kuliah di serpong, tapi tetap tinggal di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pantaskah Anies Menjadi Presiden RI di Tahun 2024?

26 Agustus 2020   17:07 Diperbarui: 26 Agustus 2020   16:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok Anies Baswedan (AB) selalu menjadi bahan omongan yang tidak ada habisnya. Setelah rencana ganjil genap untuk sepeda motor yang sangat sulit dimengerti tujuannya, hari ini beredar, surat permohonan AB ke menteri PURR untuk minta jalan tol Cawang-Tanjung Priok dibuka untuk sepeda tiap hari minggu.

Para cebong beramai-ramai membully AB, dan menyebut AB bodoh. Apa iya AB bodoh? Masalah bisa kerja atau tidak, itu lain urusan. Tapi kalau soal kepandaian, saya yakin 100% AB adalah orang yang pandai. Selain karena mampu menyelesaikan sekolah S1-S2-S3 di universitas papan atas, kemampuan AB menjadi Rektor di usia yang sangat muda, menjadi Mendikbud, juga membuktikan kemampuan dia berpolitik dan membawa diri.

AB 100% adalah manusia dengan IQ dan EQ yang tinggi. Hampir tidak ada kata 'kebetulan' atau 'mujur' di dunia politik kita. Apakah Jokowi adalah orang yang benar2 lugu dan polos yang karena nasib baik berhasil menjadi Presiden RI? Menurut saya kok tidak. Kemampuan menjadi walikota Solo (bahkan dua kali) dan begitu terkenal saat menjadi walikota Solo, membuktikan Jokowi punya kemampuan berpolitik yang tinggi. Menjadi Gubernur dan kemudian Presiden juga saya yakin sesuatu yang memang direncanakan dan di implementasikan secara apik, bukan karena 'beruntung'.

Sosok AB saya nilai juga memang mempunyai ambisi untuk menjadi Presiden dan merencanakan nya dengan apik. Kalau para cebong berteriak, buktikan dulu kemampuan membangun Jakarta baru nyapres, pertanyaan sederhana: Apakah cebong akan jadi memilih AB kalau dia berhasil membangun Jakarta? Nampaknya tidak akan terjadi.

Sementara, para kadrun apakah akan berhenti mendukung AB kalau tidak ada hasil kerja nyata AB di Jakarta? kayaknya gak juga. Jadi yang dilakukan AB, dengan membagi APBD untuk yayasan2 yang mendukung dia, menciptakan proyek yang bisa dipakai untuk nyapres, merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan AB untuk melangkah ke pilpres berikutnya. Karena kasar nya, mau kerja atau gak kerja, cebong tetep gak akan milih dia dan kadrun tetep akan loyal ke dia, jadi ngapain kerja? lebih baik mempersiapkan diri dan dana untuk 2024 nanti.

Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi calon paling terkenal, maka AB butuh terus dibicarakan. Untuk menjadi bahan pembicaraan, ada 2 pilihan, dengan sangat berprestasi, atau sangat nyleneh/nyentrik/gokil. Karena pilihan pertama membutuhkan kerja keras, dana dan belum tentu berhasil, bahkan jika berhasil pun tidak akan di appresiasi oleh cebong, maka pilihan kedua adalah pilihan yang tersisa.

Faktor popularitas sangat penting untuk AB mendapat dukungan dari partai politik, jika di tahun 2022-2023, partai politik melakukan survei elektabilitas dan popularitas, maka AB harus yakin, bahwa namanya masuk ke peringkat 3 besar, sehingga akan ada beberapa partai politik yang mau meminang nya.

Dalam rangka itu lah, keluar kebijaksanaan atau permohonan yang aneh2 dan kontroversial dari AB. Hasil utama nya nampak jelas, AB terus menjadi bahan perbincangan nitizen maupun media.

Dengan kemampuan nya, saya tidak akan terkejut bahwa AB akan terpilih menjadi Presiden RI di tahun 2024 nanti. Semoga dengan keberhasilannya mencapai ambisinya, AB akan menggunakan jabatannya untuk benar2 membangun negara, soal 'tidak bisa kerja', seorang pemimpin yang cerdas memang tidak perlu 'bisa kerja'. Yang diperlukan adalah bisa memilih orang-orang yang tepat dan mampu mengatasi bidang nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun