Konflik yang terjadi saat Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VII DPR RI dengan Dirut PT Inalum, sangat menarik untuk dijadikan tontonan. M. Nasir sebagai pengusaha kelas kakap (Jam nya saja seharga 1M lebih), tentunya sudah tau mekanisme pasar, jenis2 pinjaman, dan praktik bisnis normal yang dijelaskan Orias Petrus.Â
Apapun jawaban Orias, nampaknya M. Nasir memang sudah menyiapkan skenario, bahwa dia akan meledakkan kemarahannya di rapat tersebut. Faktor jaminan yang dia pertanyakan hanya lah momentum yang dia gunakan, meskipun dia sebagai pengusaha besar mungkin juga sering melakukan 'pinjaman' model ini untuk perusahaan nya.Â
Ada beberapa alasan, kenapa dia menjalankan sinetron lebay ala Indosiar di rapat tersebut
1] Menaikkan nilai tawar nya, sehingga kemudian bisa minta pengelolaan dana CSR dari PT Inalum yang jumlahnya pasti luar biasa. Dan nikmatnya menggunakan dana CSR adalah sulitnya audit terhadap dana ini
2] Mencari popularitas sbg anggota DPR, dan benar saja, mendadak nama M. Nasir menjadi begitu terkenal, belum lagi pujian2 di medsos yang menyatakan kekaguman atas keberanian nya mengusir seorang Dirut BUMN. Meskipun banyak juga pihak yang menertawakan, namun secara popularitas nama nya sudah naik secara luar biasa. Apa yang bisa didapat dari popularitas tersebut? bisa saja:
2a. Mengincar posisi bendahara di Partai Demokrat, posisi sangat basah yang dulu diduduki kakaknya. Nazaruddin, yang baru saja bebas bersyarat, mungkin akan menggunakan beberapa kunci rahasia yang dimiliki nya untuk memaksa Partai Demokrat menunjuk adiknya sebagai Bendahara partai
2b. Popularitas sangat penting, tidak saja untuk pribadi tapi juga untuk partai nya yang sudah cukup terpuruk sejak pemilu 2019 dan tidak jelas mengambil sikap. Populer baik negatif maupun positif selalu menguntungkan untuk persiapan pemilu 2024 nanti.Â
Sebagai contoh Fadli Zon, selama menjadi anggota DPR RI 2015-2019, entah berapa banyak tindakan kontroversial yang dia lakukan, meskipun banyak yang menertawakan dia, nyata nya waktu pemilu 2019, tanpa perlu membuat kampanye yang banyak mengeluarkan dana, Fadli Zon terpilih lagi menjadi anggota DPR RI dengan menjadi salah satu anggota DPR RI dari Fraksi Gerinda yang terpilih dengan suara terbanyak.
3] Jika ada sutradara dibalik sinetron tersebut, dimana M. Nasir hanyalah seorang pemain, maka mungkin saja keluarga Cikeas sebagai sutradara nya. Seperti yang diketahui banyak orang, saat ini keluarga Cendana adalah salah satu pemilik dana terbesar di Indonesia, dan karena dana tersebut dulu didapatkan dengan relatif mudah, maka cara mereka membelanjakan dana mereka juga cukup berani.Â
Untuk pengusaha besar sekelas Jarum atau Gudang Garam, mungkin uang 5M bukan uang besar untuk mereka, tapi jika mereka diminta mengeluarkan uang 5M untuk membiayai demo selam 2 jam, mungkin mereka berpikir dulu 1000x sebelum mengiyakan, sebaliknya, untuk orang2 yang mudah mendapatkan dana, biasanya juga mudah mengeluarkannya.Â
Nah, selain keluarga Cendana, keluarga Cikeas juga mengusai dana yang besar, apa rencana Cikeas terhadap dana yang dimiliknya merupakan tanda tanya besar.