Mohon tunggu...
Rizky Hanna Ekaputri
Rizky Hanna Ekaputri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Financial Advisor, Public Relation Enthusiast

Lahir di Barat Indonesia. Besar di Timur Indonesia. Ceritanya ada di www.rizkyhanna.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Balada Franchise

12 Maret 2011   03:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akhir-akhir ini,pemandangan di dekat rumah saya sangat ramai dengan 'pepohonan' franchise. Kok? Jika anda berjalan-jalan melewati jalan besar,anda pasti tahu jawabannya. Yup, lahan-lahan bisnis mulai bertebaran lagi. Dan kali ini tidak tanggung-tanggung. Ribuan merek franchise pasti saya lewati setiap hari. Mulai retail hingga bimbingan belajar. Semua memperebutkan pangsa pasar yang besar dan sangat luas. Apalagi Surabaya adalah kota kedua terbesar di Indonesia yang mau tak mau harus dipenuhi oleh banyak barang yang akan dikonsumsi oleh penghuni kota tersebut.

Konsep franchise sebenarnya  sudah tidak asing bagi para penggelut dunia bisnis. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia yang dikutip oleh Wikipedia Indonesia, Franchise atau Waralaba adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa franchisor (pemilik merek) memberikan hak kepada individu atau perusahaan franchisee (pembeli hak merek) kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Contoh franchise terkenal adalah Alfamart,Indomaret,Kebab Baba Rafi, Pizza Hut, Tong Tji, dan lain sebagainya.

Di Indonesia, franchise sangat populer hingga ke kota-kota kecil di Indonesia. Biasanya franchisee tinggal menikmati hasil dari pembelian merek dan menerima laporan keuangannya setiap tahun. Tapi, ada beberapa franchisor mensyaratkan harus menyediakan tempat hingga karyawan. Walaupun begitu mereka tidak gentar karena persyaratan yang njelimet. Franchise dinilai lebih 'aman' untuk wirausahawan pemula. Apalagi ada anjuran bahwa setiap negara harus memiliki populasi wirausahawan sebanyak 2 %. Karena ini, gema wirausaha tidak kalah dengan gema franchise yang ada di Indonesia sejak 50-an.

Walau begitu ada baik buruknya bisnis franchise yang belum diketahui. Contohnya seperti di paragraf pertama saya. Di satu jalan utama, terdapat lebih dari satu jenis franchise yang jaraknya berdekatan. Hal ini disebabkan perebutan lahan bisnis yang menggiurkan dan lokasi strategis yang menyebabkan kawasan tersebut bagai permata dalam keramaian. Selain itu adalah kurangnya kontrol dalam pengendalian franchise. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran franchisee terhadap merek yang dibelinya. Belum lagi,masyarakat yang mudah jemu karena kurangnya inovasi dalam bisnis ini .

Kelebihannya,tentu saja banyak. Franchise bisa menghemat waktu,uang,tenaga,serta pikiran karena tidak terbebani urusan operasional perusahaan. Hal-hal tersebut menjadi 'titik kelemahan' wirausahawan karena berada di zona nyaman. Toh wirausahawan yang sungguh-sungguh menurut saya adalah wirausahawan yang berani terjun langsung dalam berbagai aspek pekerjaan yang dilakoninya.

Itu saja paparan saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf karena masih sedikitnya penjelasan karena kurang luasnya ilmu yang saya dapatkan. Semoga bermanfaat! Selamat berwirausaha...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun