Mohon tunggu...
Rhania Noor Alisya
Rhania Noor Alisya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswi smpn 7 depok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Besar Nabi Muhammad SAW (Bagian 3: Masa Dewasa dan Kenabian)

22 September 2022   22:05 Diperbarui: 22 September 2022   22:14 10350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, perselisihan tersebut terselesaikan dan para pemuka Quraisy merasa puas. Akibat peristiwa ini, Muhammad semakin dikenal oleh masyarakat atas kejujuran dan kebijaksanaan sehingga, Muhammad mendapat gelar al-Amin dari masyarakat Mekah.

Source: dokpri
Source: dokpri

Peristiwa Kenabian

Pada usia 40 tahun, Muhammad sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Gua Hira terletak di Jabal Nur, tepat dipinggiran kota Mekah. Tafakur adalah mengasingkan diri untuk memikirkan dan menimbang-nimbang dengan penuh kesungguhan atas suatu hal. Muhammad mengasingkan diri untuk membersihkan diri dari sifat dengki, iri hati, dan kezaliman.

Selama satu bulan penuh setiap tahun pada bulan Ramadhan, Muhammad bertafakur di Gua Hira agar terhindar dari segala urusan duniawi. Dengan bertafakur, hati Muhammad terasa bersih dan terbebas dari pengaruh buruk duniawi.

Pada bulan Ramadhan, ketika Muhammad bertafakur di Gua Hira terjadi kejadian yang aneh. Ada cahaya yang datang mendekatinya. Ternyata, sesuatu yang bercahaya itu merupakan Malaikat Jibril. Jibril  yang membawa kitab yang dilipat dengan sehelai kain sutra lalu membuka kitabnya lalu berkata, “Bacalah!” Nabi Muhammad menjawab “Aku tidak bisa membaca.” Tubuhnya pun gemetar. Tiba-tiba Malaikat Jibril mendekap Muhammad dengan kuat agar tubuh Muhammad tidak menggigil. Lalu Jibril melepaskan pelukannya sampai Muhammad pulih.

Seraya berkata lagi, “Bacalah!” Muhammad menjawab lagi “Aku tidak bisa membaca.” Tubuh Muhammad kembali gemetar, lemas, dan bercucuran keringat. Malaikat Jibril memeluk Muhammad sampai pulih. Untuk ketiga kalinya Jibril berkata, “Bacalah!” Muhammad menjawab “Aku tidak bisa membaca.” Jibril kembali memeluk Muhammad dan menyelimutinya. Setelah Muhammad pulih, Jibril melepaskan pelukannya. Malaikat Jibril lalu membacakan surat Al-Alaq ayat 1-5. Tubuh Muhammad gemetar mendengar bacaan Malaikat Jibril sambil bersusah payah untuk  mengulang bacaan dan mengingatnya. Lalu Jibril meninggalkan Muhammad. Kemudian beliau pulang menemui Khadijah seraya berkata “Selimuti aku! Selimuti aku!.” Khadijah pun menyelimuti tubuh Muhammad yang menggigil.

Kemudian Muhammad menceritakan yang dia alami tadi di Gua Hira kepada Khadijah. Setelah Khadijah mendengar cerita tersebut, Ia membawa Muhammad menemui Waraqah bin Naufal, sepupu yang sudah tua dan tunanetra. Waraqah adalah penganut Nasrani yang taat. Dia juga menulis beberapa isi Injil dalam bahasa Ibrani. Muhammad menceritakan kejadian yang ia alami di Gua Hira kepada Waraqah.

Waraqah percaya, bahwa yang menemui Muhammad ialah Malaikat Jibril, sebagaimana ia datang kepada Nabi Musa. Dan Waraqah berkata bahwa kaum Muhammad akan memusuhinya, melawannya, dan mengusirnya. “Benarkah mereka akan mengusirku?” tanya Muhammad. Waraqah pun menjawab, “Benar, tidak seorang pun membawa seperti yang engkau bawa, melainkan akan dimusuhi. Andaikan aku masih hidup saat itu, aku akan membantumu dengan penuh kesungguhan.”

Setelah menemui Waraqah, Nabi Muhammad merasa tenang. Muhammad menjadi orang pilihan Allah SWT untuk menerima wahyu Nya. Dengan menerimanya wahyu, artinya Muhammad telah diangkat menjadi seorang nabi dan rasul bagi seluruh umat manusia.

Nabi Muhammad sudah cukup lama tidak menerima wahyu sampai beberapa hari lamanya. Terputusnya wahyu membuat Nabi Muhammad sedih dan gelisah. Lalu Nabi Muhammad melakukan aktivitas seperti biasa, yaitu bertafakur di Gua Hira. Nabi Muhammad berada di Gua Hira selama 1 bulan, namun Malaikat Jibril tidak menampakkan dirinya. Akhirnya Nabi Muhammad pulang. Saat Nabi Muhammad menuruni lembah, ada suara nyaring memanggilnya. Kemudian, Nabi Muhammad mencoba mencari sumber suara ke segala arah, akan tetapi tidak melihat siapa pun. Saat Muhammad mendongakkan kepalanya, ternyata beliau melihat Malaikat Jibril yang sedang duduk di atas kursi yang tergantung di antara langit dan bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun