Perang Fijar
Perang ini melibatkan suku Quraisy melawan suku Hawazin. Fijar artinya melanggar kesucian. Perang itu terjadi disebabkan suku Hawazin menyerang suku Quraisy pada bulan Zulkaidah. Padahal, bulan ini termasuk bulan haram. Artinya, bulan ini diharamkan untuk berperang.
Muhammad yang masih berusia 15 tahun ikut membela sukunya dalam perang itu. Ia bertugas menyiapkan anak panah untuk pamannya. Akan tetapi, Muhammad belum pernah membunuh musuhnya.
Akibat perang ini, Mekah khususnya Ka'bah menjadi sepi pengunjung terutama saat musim haji. Sehingga pendapatan masyarakat berkurang dan mereka pun menderita. Walau demikian Muhammad dan pamannya tetap bekerja keras dan ikut membantu orang-orang yang kekurangan.
Mendapat Gelar al-Amin
Pada usia 20 tahun, Muhammad mulai berdagang. Beliau terkenal dengan kejujurannya, amanahnya, dan berakhlak mulia. Sejak usia remaja, Muhammad telah mendapat julukan al-Amin yang artinya dapat dipercaya dari penduduk Mekah.
Saat Muhammad berusia 25 tahun, Muhammad pergi ke Syam untuk menjualkan barang dagangan milik Khadijah. Khadijah adalah seorang pedagang wanita yang sukses, terhormat, dan kaya raya. Ia sudah biasa menyuruh orang-orang untuk menjualkan barang dagangannya, dengan cara bagi hasil keuntungan yang didapat.
Dalam perjalanan berniaga kali ini, Nabi Muhammad ditemani oleh pembantu kepercayaan Khadijah yang bernama Maisaroh. Mereka pun berangkat ke Syam untuk berdagang. Setelah musim dagang di Syam berakhir, Nabi membawa pulang keuntungan yang sangat banyak. Maisaroh menceritakan akhlak mulia Muhammad selama berdagang bersamanya kepada Khadijah. Dalam berdagang, Muhammad selalu menjunjung tinggi kejujuran, sehingga memiliki relasi yang banyak karena mereka senang berhubungan dengan Muhammad yang tidak mau menipu apa lagi berbuat curang.