Mohon tunggu...
M Rhofikha Nur R
M Rhofikha Nur R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunilasi UIN Sunan Kalijaga/23107030108

Pemakan nasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Qurban Idul Adha Bukan Untuk Ajang Pamer!

17 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 17 Juni 2024   14:56 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idul Adha atau Hari Raya Qurban seharusnya menjadi momen sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia. Perayaan ini merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah haji sekaligus mengenang kisah ketulusan dan kepatuhan Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah SWT. Namun, sayangnya, di beberapa tempat, momen suci ini justru mulai kehilangan esensi dengan berubah menjadi ajang pamer kekayaan yang memprihatinkan.

Fenomena ini dapat kita lihat dari maraknya praktik pamer kemewahan melalui hewan qurban yang dibeli dengan harga selangit. Bukan lagi semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi lebih kepada ajang mengukur status sosial dan kemampuan finansial di mata sesama. Hewan qurban yang seharusnya dipilih berdasarkan kriteria syar'i, justru dipilih berdasarkan mahalnya harga dan keeksotisannya.

bungotoday.com
bungotoday.com
Tak jarang kita menyaksikan orang berlomba-lomba membeli hewan qurban berharga puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah, seperti sapi impor atau kambing berbulu unik. Ini tentu jauh dari nilai qurban yang sesungguhnya, yaitu pengorbanan dengan sepenuh hati demi mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagi dengan sesama.

Ironisnya, gengsi ini tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat kaya, tetapi juga merambah ke kalangan menengah yang sebenarnya tidak mampu. Mereka rela merogoh kocek dalam-dalam, bahkan berutang, demi membeli hewan qurban yang mahal agar tidak dianggap rendah oleh lingkungan sekitarnya. Padahal, dalam Islam, qurban tidaklah dinilai dari mahalnya hewan, melainkan dari niat dan keikhlasan hati pemberiannya.

Fenomena ini tentu sangat disayangkan dan bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ibadah qurban. Qurban yang seharusnya menjadi momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan rasa solidaritas dengan sesama, justru berubah menjadi ajang pamer kemewahan dan persaingan tidak sehat.

lenterabisnis.com
lenterabisnis.com
Sebenarnya Apa Sih Makna dari Qurban Idul Adha?

Qurban Idul Adha sebenarnya memiliki makna yang sangat mendalam dan luhur bagi umat Muslim. Berikut adalah beberapa makna penting dari ibadah qurban ini:

1. Ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT
Qurban mengingatkan kita pada kisah perjuangan Nabi Ibrahim AS yang dengan tulus ikhlas rela mengorbankan putranya Nabi Ismail AS demi mentaati perintah Allah SWT. Qurban merupakan simbol ketaatan dan kepatuhan tertinggi kepada Sang Pencipta.

2. Pengorbanan dan keikhlasan
Qurban mengajarkan kita untuk rela berkorban dan mengikhlaskan sesuatu yang berharga demi mencapai ridha Allah SWT. Ini merupakan perwujudan keimanan yang hakiki.

3. Kepedulian dan berbagi dengan sesama
Sebagian daging qurban diwajibkan untuk dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan kaum dhuafa. Ini merupakan simbol kepedulian dan solidaritas sosial, serta anjuran untuk berbagi dengan sesama

4. Penyucian jiwa
Qurban merupakan sarana untuk mensucikan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti kikir, serakah, dan mementingkan diri sendiri. Qurban mengajarkan kita untuk mengutamakan kepentingan akhirat daripada kesenangan duniawi.

5. Rasa syukur kepada Allah SWT
Dengan berqurban, seorang Muslim mengekspresikan rasa syukur yang mendalam atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, baik nikmat harta, kesehatan, maupun keluarga.

6. Kedekatan kepada Allah SWT
Qurban merupakan salah satu ibadah yang sangat dicintai Allah SWT. Dengan berqurban, seorang hamba semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

popmama.com
popmama.com
Sudah sepatutnya kita kembali merefleksikan makna sebenarnya dari ibadah qurban ini. Bukanlah besarnya hewan atau mahalnya harga yang menjadi tolok ukur, melainkan keikhlasan dan ketakwaan kita dalam menjalankan perintah Allah SWT. Qurban adalah simbol pengorbanan, kepedulian, dan berbagi kepada sesama, terutama mereka yang kurang mampu.

Sebagai umat Muslim, sudah seharusnya kita mengembalikan esensi qurban kepada khittahnya yang suci. Tidak lagi menjadikannya sebagai ajang pamer kekayaan atau gengsi sosial, tetapi benar-benar menjalankannya dengan niat dan keikhlasan yang tulus. Dengan begitu, kita akan meraih keberkahan dan ridha Allah SWT dalam momen qurban yang mulia ini.

Selain itu, para tokoh agama, pemuka masyarakat, dan pemerintah juga perlu berperan dalam memberikan edukasi dan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang makna dan tujuan ibadah qurban yang sesungguhnya. Sehingga, praktik pamer kekayaan dan gengsi ini dapat diminimalisir, dan esensi qurban dapat kembali dihayati dengan sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun