Mohon tunggu...
Putri Herawati W
Putri Herawati W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hukum

"Menjalani hidup dengan kekuatan dan cinta tanpa batas. Seorang ibu tunggal yang berusaha merangkai setiap hari menjadi kisah indah untuk anak-anak tersayang. Di sini, aku berbagi perjalanan, pelajaran, dan kebahagiaan sederhana yang kutemukan di setiap langkah. Karena menjadi ibu tunggal bukan hanya tentang bertahan, tapi juga tentang tumbuh dan menginspirasi."

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Cengkeh Anjlok: Risiko Profesi Pemetik Cengkeh

14 Agustus 2024   22:44 Diperbarui: 20 Agustus 2024   20:35 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Cengkeh terkenal sebagai komoditi ekspor sekaligus memiliki peran penting pada industri rokok kretek. Sudah sejak lama industri cengkeh sendiri merupakan bagian integral dari komoditi agraria di Indonesia. 

Namun, perlu diingat jika di balik kilauan ekonomi tersebut, ada para petani dan pemetik cengkeh yang bekerja keras di perkebunan dan menjadi ujung tombak industri ini. Hanya saja hasil yang mereka peroleh sering kali tidak seimbang dengan jerih payahnya.

Belakangan ini telah terjadi penurunan harga cengkeh yang signifikan dan menjadi mimpi buruk bagi para petani juga pemetik cengkeh. Kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada pendapatan mereka, tetapi berpengaruh juga pada kesejahteraan dan masa depan mereka. Harga yang tidak sebanding dengan kerja keras mereka itu menekan para petani dan pemetik cengkeh dalam kehidupan sehari-hari.

Berbeda dengan para petani cengkeh, sebagian besar pemetik cengkeh berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka memanjat cengkeh dengan tangga bambu tanpa menggunakan tali pengaman selama berjam-jam. 

Selain risiko terjatuh dari tangga bambu yang tingginya bisa mencapai lebih dari tiga meter, bahaya dari paparan zat kimia pestisida, atau masalah kesehatan lainnya harus mereka hadapi setiap hari.

Dokumentasi Pribadi Rhaa Tyas Putri
Dokumentasi Pribadi Rhaa Tyas Putri

Tidak jarang upah yang mereka terima tidak sebanding dengan beban kerja dan risiko yang mereka hadapi. Sistem bagi hasil dalam pemberian upah para pemetik dengan pemilik kebun atau petani cengkeh, bergantung dari harga pasaran yang dikeluarkan oleh komunitas tengkulak atau pasar global. 

Namun, karena kondisi harga pasar yang tidak stabil membuat pemilik kebun sulit memberikan upah tinggi bagi para pemetik, hal tersebut membuat kerja keras mereka terlihat tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung.

Seperti yang terjadi di kec. Sinjai Selatan, kab. Sinjai, Sulawesi Selatan, beberapa pemetik cengkeh terpaksa dirawat di PKM Samaenre karena terjatuh dari tangga bambu ketika sedang memanjat cengkeh. 

Hal ini membuktikan bahwa komoditi cengkeh yang menjadi salah satu bintang utama bidang ekspor serta industri, memiliki sisi gelap dan seringkali luput dari perhatian. 

Ketika harga cengkeh di pasaran turun drastis, penghasilan pemetik otomatis ikut menyusut. Anjloknya harga cengkeh dapat dikatakan langsung berdampak pada pendapatan pemetik. Sehingga menyebabkan ketidakstabilan ekonomi keluarga mereka, karena pendapatan yang sudah rendah semakin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun