Pertama, spin-off memungkinkan Adaro untuk fokus pada inovasi dan fleksibilitas. Dengan memisahkan unit bisnis yang terkait dengan energi terbarukan, Adaro dapat lebih lincah dalam merespons tantangan dan peluang di sektor ini.Â
Pasar energi terbarukan masih berkembang pesat dan penuh dengan inovasi, sehingga entitas yang lebih kecil dan fokus akan lebih mudah beradaptasi dan berkembang tanpa terikat oleh birokrasi perusahaan besar.
Kedua, spin-off ini membuka peluang untuk menarik investasi baru. Investor yang tertarik pada energi terbarukan mungkin tidak selalu tertarik pada bisnis batu bara. Dengan memisahkan unit usaha ini, Adaro dapat menarik investasi dari kalangan yang lebih spesifik, khususnya mereka yang fokus pada energi bersih dan keberlanjutan. Hal ini tidak hanya menambah modal, tetapi juga memberikan akses ke teknologi dan jaringan yang lebih luas, mempercepat inovasi di bidang ini.
Ketiga, langkah ini dapat memperkuat reputasi Adaro sebagai pelopor transisi energi. Dunia internasional, termasuk Indonesia, sedang beralih ke arah energi hijau, dan keputusan ini menempatkan Adaro di posisi yang tepat untuk memimpin perubahan tersebut. Spin-off memberi sinyal kepada publik dan pemegang saham bahwa perusahaan ini serius dalam komitmennya terhadap keberlanjutan dan inovasi energi.
Keempat, spin-off akan membuka akses pendanaan yang lebih luas. Dengan memisahkan diri dari bisnis batu bara dan berfokus penuh pada Energi Baru Terbarukan (EBT), Adaro akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan pendanaan dari bank dan lembaga keuangan, baik lokal maupun internasional.
 Tren ESG (Environmental, Social, and Governance) yang semakin menguat di tingkat global telah mendorong bank dan dana investasi besar untuk mengarahkan dana mereka ke perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis bersih dan berkelanjutan.
Lebih jauh lagi, dalam konteks global, perusahaan yang fokus pada EBT cenderung diprioritaskan dalam tender besar, seperti proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau geothermal.Â
Dengan melakukan spin-off dan beralih ke energi terbarukan, Adaro akan memiliki akses lebih besar ke proyek-proyek tersebut. Ini adalah langkah penting mengingat peraturan yang semakin ketat bagi bank untuk memberikan kredit kepada perusahaan batu bara. Sebagai hasilnya, spin-off memungkinkan Adaro tetap tumbuh dengan dukungan pendanaan yang kuat untuk mengembangkan proyek energi bersihnya.
Potensi Risiko yang Dapat Dikendalikan
Tentu saja, seperti setiap langkah strategis lainnya, spin-off tidak tanpa risiko. Salah satu risiko utama adalah hilangnya sinergi antardivisi, terutama dalam hal sumber daya dan infrastruktur. Pemisahan ini mungkin menyebabkan beberapa biaya operasional meningkat pada awalnya. Namun, dengan perencanaan yang matang dan manajemen yang efektif, risiko ini dapat diminimalkan.
Selain itu, bisnis energi terbarukan yang masih baru bagi Adaro bisa menghadapi tantangan adaptasi awal. Namun, dengan pengalaman manajemen dan jaringan global yang sudah dimiliki oleh Adaro, tantangan ini diyakini dapat diatasi. Pengembangan energi terbarukan adalah investasi jangka panjang, dan Adaro memiliki kapasitas untuk menavigasi melalui masa transisi ini.