Mohon tunggu...
Rg Bagus Warsono
Rg Bagus Warsono Mohon Tunggu... Pustakawan - Lumbung Puisi sastrawan Indonesia, Pusat Dokumentasi Sastra Modern

Kurator Sastra di Lumbung Puisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Dongeng, Matinya Presiden Kunyuk

21 Juli 2024   04:07 Diperbarui: 21 Juli 2024   04:43 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari ketika hari kejepit, Presiden  Kunyuk mengumunkan cuti bersama. Presiden pun  mengambil cuti pulang kampung di Kampung Kera. Kali ini karena pulang kampung, Raja meminta agar tidak ada pengawalan.

Setelah tiga hari cuti,  Presiden Kunyuk belum terdengar kembali ke Ibu Kota. Para mentri dan pejabat negri akhirnya mencari Presiden Kunyuk di kampung halamannya.

Di kampung asal kelahiran Presiden Kunyuk, di Kampung Kera,  terlihat sepi tak ada aktivitas penduduk , semua berada di rumah masing-masing
 Ketika seorang mentri bertanya apakah desa kedatangan tamu Presiden? Penduduk itu menunjuk sebuah pohon besar. Para mentri kemudian menuju pohon besar di kampung itu. Kerika melihat ke atas pohon tampak Presiden Kunyuk  telah digatungkan di atas pohon dan dikerubuti semut merah. Hanya tinggal tengkorak dan baju presiden.
Akhirnya para mentri dan pejabat pemerintahan yang berada di Kampung Kera memperoleh keterangan bahwa Presiden Kunyuk mati dikarenakan hukum di kampung adat itu. Presiden Kunyuk terkena hukum adat yaitu masuk ke kampung kera berbarengan dengan lahirnya bayi kunyuk. Sebab di kampung Kera jumlah kunyuk harus selalu genap 100 . Ketika ada bayi lahir dan kedatangan tamu, maka tamu kampung itu terkena hukum adat yaitu meloncat dari pohon besar dan leherya diikat  dengan akar pohon besar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun