Mohon tunggu...
R Gatot Prio
R Gatot Prio Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendiri Center for Digital Blue and Green Economy

Saya adalah R Gatot Prio Utomo, Alumni Universitas Indonesia, Pendiri Center for Digital Blue and Green Economy

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Paradoks Hilirisasi: Catatan Dari Maluku Utara

7 Januari 2024   15:14 Diperbarui: 7 Januari 2024   15:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dr.Ridha Ajam M Hum, Rektor Universitas  Khairin (Unkhair), Ternate, Maluku Utara dalam sambutannya di depan peserta konferensi internasional Ikatan akuntan Indonesia (IAI) medio September 2023 ini mengemukakan sebuah pernyataan yang mengkhawatirkan, ribuan mahasiswa Unkhair terancam Drop-out karena tidak seimbangnya antara pertumbuhan ekonomi dan kemampuan bayar mahasiswa. Pernyataan  ini cukup mengejutkan mengingat bagaimana peran dari provinsi ini dalam konstelasi perekonomian Indonesia belakangan ini.

Maluku Utara adalah salah satu keajaiban ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir. Presiden Joko Widowo mengklaim bahwa provinsi ini adalah  pencetak pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia yang mencapai 22,9 % sepanjang tahun 2022, bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di angka 5,3% atau pertumbuhan ekonomi global yang hanya mencapai 3,2% (baca: Jokowi Lauds Maluku Economic Growth: The World Highest- Tempo.co.id, 30 November 2022) . Pertumbuhan ini tidak terlepas dari bertumbuhnya industri Nikel yang menjadi pusat pertumbuhan di berbagai kawasan di Maluku Utara seperti pulau Obi, Halmahera, megundang investor untuk datang dan mengeksplorasinya

Akan tetapi keajaiban ekonomi Maluku Utara tidak serta merta memberikan dampak kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat, pernyataan rektor Unkair adalah salah satunya seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini tidak saja terjadi di Maluku Utara tetapi juga di daerah penghasil nikel utama lainnya, Sulawesi Tengah dengan Morewali sebagai kawasan industrinya (Baca: Nickel driven economic growth in North Maluku and Central Sulawesi boosts regional economy, but poverty challenges remain, August 8, 2023)

Belum lagi ditambah dengan konsekuensi lingkungan yang cukup signifikan dengan polusi udara yang telah melampaui ambang batas pencemaran, pabrik-pabrik produksi Nikel IMIP terus menerus mengeluarkan sulfur dioxide, nitrogen oxide dan coal ash yang signifikan kepada lingkungan sekitarnya. Selain itu juga terancamnya konsumsi air bersih masyarakat karena disinyalir sumber air di dekat kawasan industri telah terkontaminasi oleh hexavalent Chromium (Cr6), bahan kimia pemicu kanker (baca: Battery Life Pollution: "We are Afraid" Erin Brochkovic pollutant linked to global electric car boom", the guardian.org, February 19, 2022). Potensi ancaman-ancaman lainnya adalah kepada kekayaan perikanan yang dampaknya juga akan terasa kepada mata pencaharian nelayan di daerah tersebut.

Kenyataan ini menciptakan paradoks dari kebijakan yang terus didengungkan pemerintah sebagai salah satu kunci Indonesia keluar dari middle income trap yaitu hilirasi berbagai sektor industri. Paradoks ini juga menjadi catatan yang penting bagi siapa pun yang akan menjadi pemimpin Indonesia masa depan untuk melalukan perbaikan kebijakan hilirisasi yang nyatanya memiliki dua tantangan besar yaitu terbatasnya manfaat pada ekonomi dan kesejahteraan daerah setempat dan perlindungan terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati sebagai salah satu kunci dari pembangunan yang  berkelanjutan (Sustainable Development)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun