Di salah satu kota besar yang terletak di Indonesia, lahirlah seorang anak lelaki bernama Eka marajatnika. Lahir pada tanggal satu Mei di tahun 1984 di kota Bandung. Terlahir dari keluarga sederhana, ayahnya bekerja di sektor swasta dengan penghasilan yang pas-pasan, sementara ibunya adalah sosok ibu rumah tangga yang sering mengisi waktu dengan menjahit pakaian untuk menambah pendapatan keluarga.
Kehidupan yang penuh kesederhanaan tersebut membentuk karakter beliau sejak dini. Setiap hari sepulang sekolah, ia terbiasa membantu kedua orang tuanya. Terkadang beliau membantu ibunya untuk mengantarkan baju jahit yang sudah selesai. Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, kedua orang tuanya selalu menanamkan nilai-nilai penting dalam hidupnya yaitu pentingnya pendidikan, kerja keras, dan pantang menyerah.
Ketika berada di sekolah, Eka menunjukkan kecerdasan dan ketekunan yang luar biasa. Prestasi akademiknya selalu menonjol, secara konsisten menempati peringkat teratas di kelasnya. Para guru mengenal Eka sebagai siswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki etos kerja yang tinggi dan tekad yang kuat. Beliau sering menjadi teladan bagi teman-temannya,karena beliau menunjukkan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Namun, tantangan terbesar datang ketika Eka lulus Sekolah Menengah Atas dan ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Impiannya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harus berhadapan dengan keadaan ekonomi keluarga. Tanpa ada biaya untuk kuliah, Eka terpaksa bekerja serabutan - dari menjadi buruh bangunan hingga pelayan toko - demi membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Titik balik dalam hidup Eka datang melalui program pelatihan kerja ke luar negeri. Dengan tekad yang membara, ia mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk mengikuti program tersebut. Selama masa persiapan, Eka menjalani hari harinya dengan bekerja di siang hari dan belajar bahasa Jepang serta keterampilan lain di malam hari agar dirinya merasa lebih siap untuk mencapai keinginannya yaitu pergi ke luar negeri.
Kerja keras Eka membuahkan hasil pada tahun 2007Â ketika ia diterima di sebuah perusahaan manufaktur di Jepang. Adaptasi dengan budaya dan lingkungan kerja Jepang yang sangat berbeda bukanlah hal mudah. Eka harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kendala bahasa hingga standar kerja yang tinggi sesuai dengan standar perusahaan Jepang.
kehidupan sehari-hari hingga pada suatu waktu beliau mendapat pengakuan dari atasan dan rekan kerjanya atas hasil kerja nya yang memukau.
Di Jepang, Eka membuktikan diri sebagai pekerja yang kompeten dan berdedikasi. Beliau sealalu berusaha menguasai segala aspek pekerjaannya, beliau juga menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa dengan budaya kerja Jepang. Sikap profesional dan etos kerjanya yang tinggi dapat beliau aplikasi kan kedalamSelama bekerja di Jepang, Eka terus mengembangkan diri. Ia mengikuti berbagai pelatihan dan sertifikasi, mempelajari hal baru, dan membangun jaringan relasi yang luas.
Setelah tiga tahun berkarir di Jepang, pada tahun 2010 Eka memutuskan untuk kembali ke Indonesia Ia memilih untuk kembali ke tanah air dan bertemu kembali dengan orangtua dan keluarganya.dengan membawa tabungan yang cukup, selain itu juga pengetahuan dan pengalaman yang berharga.
Langkah pertama yang beliau ambil ketika beliau kembali ke negara asalnya adalah mencoba mencari pekerjaan di bidang lain untuk menambah pengalaman hidup, tidak disangka beliau mendapatkan jalan untuk merubah masa depannya di dunia pekerjaan yang baru yaitu di dunia perbankan dan beliau sangat bersyukur hingga saat ini bidang yang beliau jalani memberikan hasil yang terbaik dan bisa merubah kehidupan beliau menjadi lebih baik, Beliau mengambil keputusan terbesar dlam hidupnya untuk memutuskan untuk membuat komitmen untuk berkeluarga dan beliau akhirnya menikah pada tahun 2013 dan beliau dikaruniai seorang anak laki laki.
tetapi beliau merasa titik awal perubahan hidupnya berawal dari ketika beliau memberanikan diri mencari pengalaman pekerjaan di negara lain. dan itu memebawa pengaruh besar dalam hidupnya karena bekal yang beliau dapat ketika beliau berada si sana karena beliau mendapatkan pengalaman tentang kedesiplinan dan kemandirian yang bermanfaat dan bisa berguna dan diterapkan dalam pekerjaan nya saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H