Mohon tunggu...
Rahmat Febrianto
Rahmat Febrianto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Blogger dan siswa; @rfebrianto; 2eyes2ears.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kritik Buku: A Prisoner of Birth (Konspirasi Takdir)--Jeffrey Archer

23 Januari 2014   10:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:33 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.bukukita.com/babacms/displaybuku/70777_f.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="336" caption="http://www.bukukita.com/babacms/displaybuku/70777_f.jpg"][/caption]

Ketika pertama menemukan buku ini di toko buku, saya langsung tertarik pada bagian ringkasan cerita yang ada di bagian kulit belakang buku. Saya menebak-nebak bagaimana seorang terpidana karena pembunuhan akan bisa menyeret para pelaku sesungguhnya yang masih berkeliaran ke penjara. Apakah ia akan melarikan diri dari penjara? Atau, apakah ia akan melakukan melakukan upaya hukum dari penjara saja?

Imaginasi saya di awal tentang tokoh Danny Cartwright menyesatkan saya tentang siapa dia, seberapa "heroik" tokoh ini. Ia "dikerjai" oleh para pembunuh sahabatnya. Walau pembaca sudah diberitahu dari kulit belakang bahwa lawan-lawannya adalah orang-orang yang berpendidikan, saya tetap membayangkan bahwa Danny adalah seorang tokoh yang cukup mampu melindungi dirinya, setidaknya dari status sosialnya. Danny saya kira dari awal adalah seorang yang mampu membayar seorang pengacara yang baik, memiliki pendidikan yang tinggi, walau tidak setingkat master namun setidaknya cukup tinggi, dan hidup di lingkungan kelas menengah London.

Namun, saya keliru. Danny ternyata tidak bisa membaca dan menulis dengan baik. Ia juga tidak memiliki uang yang banyak untuk membayar pembela yang baik. Bahkan yang ia korbankan adalah tabungannya untuk menikahi Beth Wilson.

Pembaca baru akan menyadari "kekurangan" Danny ini setelah ia sampai di persidangan. Bahkan saya tidak yakin bahwa selain Beth (dan mungkin pengacaranya Alex Redmayne) tidak ada orang lain di dalam persidangannya yang mengetahui kelemahan Danny tersebut.

Ketidakfasihan (bukan ketidakmampuan!) Danny untuk membaca dan menulis inilah yang menjadi kunci dari semua cerita ini. Artinya, jika tokoh Danny bisa membaca dan menulis dengan baik, maka persahabatannya dengan Sir Nicholas tidak akan berguna, setidaknya tidak akan membuat cerita ini menjadi masuk akal.

Pertanyaannya, apakah di Inggris, hari ini, masih ada warga yang tidak bisa menulis dan membaca dengan baik? Untuk mendapatkan jawabannya, kita harus memisahkan antara buta huruf total dengan buta huruf fungsional. Danny mestilah seseorang yang mengalami buta huruf fungsional. Ia masih bisa membaca dan menulis untuk hal-hal yang sederhana, misalnya menulis namanya sendiri, atau mengenali namanya. Namun, ia akan mengalami kesulitan untuk membaca bacaan yang lebih panjang, seperti artikel di koran atau dokumen lainnya. Danny yang seperti itulah yang terlihat di pengadilan.

Data dari sebuah LSM di Inggris menunjukkan bahwa penduduk yang buta-huruf secara fungsional cukup banyak, yaitu 16% atau 5,2 juta orang. Jadi masuk akal bahwa seorang penduduk London adalah salah satunya.

Sir Nicholas, tokoh yang berbagi kamar di penjara selain Big Al, adalah orang yang kemudian menjadikan Danny orang yang berbeda sama-sekali dalam dua tahun. Bahkan, perkenalan keduanya, rasa simpati Sir Nicholas, dan nasib baik, membuat Danny bisa membalas dendam kepada para musuh-musuhnya, orang-orang yang membunuh sahabatnya dan membuatnya terpenjara.

Menurut saya, perubahan Danny, dari orang yang tidak bisa tulis-baca secara fungsional, dalam dua tahun, menjadi seseorang yang sangat berbeda cukup mengejutkan. Archer membuat tokoh Danny berubah dari seseorang yang tidak mampu membaca dengan baik, menjadi seorang terpelajar setiap hari membaca The Times, menganalisis saham dan memilih investasi di pasar modal dan properti, hingga membaca Adam Smith dan mengajukan pendapat sendiri tentang teori yang disusun oleh Milton Friedman. Jelas bahwa Archer berusaha keras merubah Danny dari seseorang dengan kemampuan tulis baca anak usia 11 tahun menjadi seorang mahasiswa level master dalam dua tahun. Lepas dari kecerdasan yang "dianugerahkan" oleh Archer kepada Danny, saya kira lompatan itu terlalu jauh karena sesungguhnya yang ingin diceritakan oleh Archer adalah bukti bahwa Sir Nicholas (yang diperankan oleh Danny) mematuhi janjinya untuk mengejar pendidikan selama masa percobaannya untuk bisa menjadi guru. Jika tujuannya hanya untuk menjamin agar Sir Nicholas (Danny) tidak kembali ke penjara, maka, menurut saya, Sir Nicholas tidak perlu harus sedemikian luar biasa.

Tapi, di satu sisi saya juga membayangkan dan setuju bahwa untuk bisa menjaga kekayaan Sir Nicholas, Danny/Sir Nicholas, mestilah memiliki pengetahuan yang baik tentang dunia bisnis dan investasi. Alih-alih membaca buku klasik Adam Smith atau karya Friedman, mungkin Danny sebaiknya membaca salah satu kitab investasi seperti The Intelligent Investor (Benjamin Graham).

Risiko besar yang diambil oleh Archer adalah ketika ia menukar Danny dengan Sir Nicholas. Sir Nicholas dikuburkan sebagai Danny dan Danny keluar dari penjara sebagai Sir Nicholas, bangsawan Skotlandia. Nah, di sinilah permainan Archer. Ia tidak membuat tokoh Sir Nicholas dari Inggris, tapi dari Skotlandia sehingga persinggungan orang-orang yang bisa membedakan Sir Nicholas dengan Danny akan minimum. Apalagi Sir Nicholas beberapa kali berdinas militer di luar negeri dan kemudian dipenjara--sebelum bertemu dengan Danny.

Sebenarnya risiko keterbongkaran identitas Danny telah bisa terjadi sejak upacara penguburan "Danny". Keluarga Danny tidak memeriksa jenasahnya walau Danny telah merubah penampilannya sejak masuk penjara. Kedua, saat ia datang menemui pengacaranya di Skotlandia. Hanya beberapa pekan sebelumnya Sir Nicholas yang asli bertemu dengan Munro. Ketiga, di Jenewa dengan paman Sir Nicholas, yaitu Hugo. Dua kejadian yang pertama telah cukup membongkar identitas Sir Nicholas yang palsu, walau yang ketiga tidak karena Hugo tidak pernah bertemu muka dengan Danny selama di Jenewa.

Judul buku ini di dalam bahasa Indonesia: Konspirasi Takdir, baru akan terpahami setelah pembaca menyelesaikan semuanya. Peran petugas yang menempatkan Danny di sel yang sama dengan Sir Nicholas dan Big Al, peran Sir Nicholas sebagai guru dan mentor, ketidakfasihan Danny dalam tulis baca, pembiaran sipir terhadap "kelolosan" Danny, keahlian Hunsacker atas perangko-perangko langka, dll adalah semua konspirasi tersebut yang merubah hidup Danny secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, saya akui saya menikmati cerita ini. Banyak detail yang harus diperiksa ulang ke bagian depan ketika sesuatu terjadi. Archer cukup berhati-hati merangkai setiap cerita. Saya pribadi suka dengan penggalan bab yang pendek-pendek--karena tidak menyukai buku dengan bab yang terlalu panjang.

Jadi, buku ini buku yang wajib anda baca.

Sedikit kekurangan buku ini, kalau boleh saya tambahkan adalah pemilihan foto tokoh di sampul buku. Danny diceritakan menyamar menjadi seorang ningrat Skotlandia. Kira-kira apa warna kulit ningrat itu? Putih atau bukan? Kalau dilihat sampul buku ini, maka saya akan kecewa karena ternyata Danny tidak berkulit hitam, tapi putih. Semisalnya, si penulis membiarkan pembaca mereka-reka ras Danny, apakah pembaca akan sepakat bahwa Danny berkulit bukan putih? Saya tidak yakin itu. Sedikit banyak, menurut saya, foto di sampul itu menggiring pembaca bahwa stereotype bahwa non-kulit putih tidak terdidik, pekerja kasar, dan korban dari perilaku jahat kulit putih.

Saya pernah juga menemukan ketidakselarasan sampul dengan cerita di isi pada sebuah novel yang saya kritik. Dan saya kira, Gramedia tidak seharusnya membuat kesalahan seperti di atas.

Nusantara, 23 Januari dan 20 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun