Mohon tunggu...
Rahmat Febrianto
Rahmat Febrianto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Blogger dan siswa; @rfebrianto; 2eyes2ears.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kartu Frequent Flyer atau Kartu Expensive Flyer?

18 Februari 2014   03:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Tapi kalau di maskapai penerbangan, anda baru diberi poin--yang suatu hari bisa pula anda tukarkan, atau sumbangkan--kalau anda membeli tiket dengan harga yang lebih mahal.

Eits, nanti dulu, membeli yang lebih mahal bukan berarti bahwa anda akan duduk di kelas bisnis, ya. Anda bisa saja duduk di sebelah saya yang membeli tiket promo.

Misalkan deh, begini. Saya beli tiket dengan harga promo masing-masing Rp500 ribu dari bandara JOG ke SUB lalu ke LOP lalu balik ke SUB, dan terakhir ke DPS. Total saya mengeluarkan uang Rp.2 juta. Lalu seorang penumpang lain dengan membeli tiket yang lebih mahal, katakan Rp.1,5 juta, dari titik JOG ke DPS, langsung.


Siapa yang mendapat poin? Walaupun saya mengeluarkan uang yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain tersebut dan melakukan perjalanan yang lebih sering dibandingkan, NAMUN yang berhak atas sekian poin adalah orang tersebut.

Lho, kok bisa begitu? Kan, judulnya Kartu Acap-Terbang? Bukan Kartu Mahal-Terbang?

Yah, begitulah kenyataannya. Mau apalagi. Konsumen toh? Lemah toh? Terima saja.


Nusantara, 17 Februari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun