Terdapat empat lokasi yang dipilih sebagai rumah "Tilik Desa" siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumpang yaitu Desa Ngadas, Desa Kemiri, Desa Jarak Ijo dan Desa Taji. Desa Ngadas berada di wilayah teritori Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS), tak heran daerah tersebut masuk dalam salah satu desa tertinggi di Pulau Jawa. Sementara Desa Kemiri dipilih karena warganya mayoritas bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah, bahkan susu sapi yang dihasilkan saat ini menjadi ciri khas desa tersebut. Sementara itu, Desa Jarak Ijo dipilih karena setiap pengunjung akan dimanjakan oleh lingkungan sekitar yang sangat hijau dengan berbagai tanaman serta ladang-ladang yang menghijau oleh kentang, bawang pere, dan cabai. Desa Taji juga dipilih karena potensinya yang luar biasa, selain menawarkan panorama perbukitan indah, cita rasa kopi disana sangat khas dan tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Kedatangan rombongan siswa disambut hangat masyarakat dari masing-masing Desa yang dituju. Pada pukul 11.30 WIB para siswa melakukan apel pembukaan di Desa dengan dihadiri oleh Kepala Desa serta beberapa warga setempat. Melalui agenda apel, para siswa diberikan beberapa pesan, termasuk gambaran mengenai kondisi desa yang akan mereka tinggali selama 3 hari 2 malam. Setelah itu, rombongan siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk tinggal bersama di rumah masyarakat setempat sebagai orang tua asuh. Setiap rumah yang ditinggali berisi 4-5 siswa, sementara Bapak/Ibu guru pendamping tinggal di rumah-rumah yang berbeda.
"Melihat antusiasme dan "antisipasi" anak-anak terhadap kegiatan P5 tema ketiga, dapat pengetahuan baru tentang kehidupan masyarakat dan budaya di desa setempat, merasakan keseruan tinggal di desa selama 3 hari bersama anak-anak, ribetnya ngatur anak-anak, bercanda bareng, nambah "saudara" sama orang-orang desa, sowan dan berinteraksi sama masyarakat sekitar menjadi pengalaman yang berkesan selama mendampingi siswa dalam kegiatan Tilik Desa," Ujar Bu Azizah selaku Guru Pendamping kegiatan Tilik Desa, Kamis (15/6/2023).
Pukul 03.00 WIB, para siswa kelas X mulai melakukan kegiatan. Kegiatan itu diinisiasi oleh orang tua asuh sesuai dengan aktivitas sehari-hari masyarakat desa yang bergantung pada potensi sekitar.
"Menurut saya, kegiatan yang paling berkesan adalah ketika kami mengikuti keseharian orang tua asuh kami, contohnya seperti ngarit atau mencari rumput untuk sapi, dimana kita yang biasanya dirumah tidak pernah melakukan hal tersebut atau bahkan yang punya sapi di rumah pun tidak pernah mencarikannya rumput atau bahkan ikut merawatnya. Jadi dengan kegiatan tilik desa kemarin, saya merasa kegiatan yang awalnya terlihat berat dan tidak menyenangkan, ternyata sangat menyenangkan saat kami berani mencoba. Hal tersebut membuat pengalaman yang baru dan berkesan dalam perjalanan pendidikan kami." Tutur Arifa Alfionita saat diwawancara terkait kegiatan yang paling berkesan dalam kegiatan Tilik Desa, Kamis (15/6/2023).
Implementasi P5 melalui kegiatan "Tilik Desa" diharapkan dapat membuat siswa memahami perbedaan antara rutinitas kehidupan sehari-hari bersama orang tua mereka dengan aktivitas bersama orang tua asuh di masing-masing desa tersebut. Selain membantu kegiatan sehari-hari orang tua asuh, sebagian siswa juga melakukan kerja bakti di desa tempat mereka tinggal. Salah satunya, seperti kerja bakti membersihkan tanah longsor. Tentu hal ini menjadi hal menarik bagi salah seorang siswa karena merupakan hal baru yang jarang ditemui, terlebih karena dia berasal dari dataran rendah.
"Pengalaman saya yang menarik ketika di desa Jarak Ijo yaitu ketika hari terakhir kami kerja bakti membersihkan tanah longsor, ini merupakan hal baru yang menarik bagi saya karena saya tidak pernah kerja bakti karena tanah longsor sebelumnya di tempat tinggal. asli saya. Pada kegiatan tersebut saya mencoba untuk macul karena saya belum pernah sama sekali mencoba yang namanya macul dan itu adalah pengalaman pertama saya, ternyata macul tidak semudah yang dibayangkan bagi pemula seperti saya." Ucap Devi Dwi Rosalita saat diwawancarai terkait kegiatan yang dilakukan selain membantu pekerjaan orang tua asuh.
Kegiatan "Tilik Desa" yang berlangsung selama 3 hari 2 malam tersebut berjalan dengan lancar. Meski begitu, siswa sempat mengalami kesulitan saat baru sampai dan tinggal di rumah orang tua asuh. Perasaan tidak nyaman dan susah mencari topik untuk ngobrol dengan orang tua asuh diaku siswa karena proses penyesuaian diri, mereka juga belum mengetahui sifat dan kebiasaan di rumah tinggal. Namun kesulitan yang dirasakan siswa tidak berlangsung lama karena mereka dapat beradaptasi dengan kebiasaan orang tua asuh seperti memasak di sore hari, sehingga mereka memanfaatkan momen tersebut untuk membantu memasak sambil mendekatkan diri dengan ibu asuh dan akhirnya menjadi akrab bahkan merasa orang tua asuh sama seperti orang tua mereka di rumah.
"Dengan waktu 3 hari saja, kami sudah dibuat nyaman di lingkungan desa tersebut, bahkan untuk meninggalkan desa setelah 3 hari saya dan teman-teman merasa berat karena sudah terlanjur nyaman dengan lingkungan, kebiasaan, dan orang tua asuh kami." Pungkas Arifa Alfionita salah satu siswa SMA Negeri 1 Tumpang (17/6/2023)