Mohon tunggu...
Rahmat Farizal
Rahmat Farizal Mohon Tunggu... -

sederhana saja, Aksi dan Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kita Membangun Cinta Indonesia

2 Januari 2017   22:09 Diperbarui: 2 Januari 2017   22:35 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda adalah ledakan potensi seutuhnya, aktor Perubahan dan solusi setiap bangsa. Dengan lantang seorang Founding Father RI (Ir. Seoekarno) mengambarkan tentang pemuda dalam suatu kalimat “Berikan Aku 100 orang tua, makan akan ku cabut Sumeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 orang Pemuda, maka akan ku guncangkan Dunia”.Atau khiasan dari Seorang Pemuda mahsyur Hasan Al Banna “Sesungguhnya sebuah fikrah akan berjaya manakala kuat keyakinan kepadanya, ikhlas dalam menyempurnakannya, semangat dalam memperjuangkannya, dan kesediaan untuk berkorban dalam merealisasikanya. Karena asas keyakinan adalah hati yang bersih, asas keihlasan adalah jiwa yang suci, asas semangat adalah keiginan yang kuat, dan asas berkorban adalah tekad yang membara. Dan Keempat rukun ini yaitu keyakinan, keihlasan, semangat, rela berkorban tidak dimiliki kecuali oelh seorang pemuda”.

Maka kemudian jika ledakan semangat pemuda di gabungkan dengan semangat pembangunan, akan menghasilkan sebuah solusi mencintai Indonesia, dengan tiga syarat utama sebagai berikut :

            Pertama,Mempersiapkan diri. Bagian ini merupakan hal mendasar dalam membangun Cinta Indonesia. Karena berbicara tentang cinta adalah tentang mempersembahkan karya terbaik. Dan karya terbaik takkan mampu di hasilkan manakala setiap kita gagal dalam mempersiapkan diri. empat kunci dalam mempersiapkan diri yaitu membekali diri dengan ilmu dan menambah pemahaman terkhusus yang berkaitan dengan Indonesia, merekonstruksi pemikiran yang salah selama ini tentang solusi bagi permasalahan bangsa, merubah selera kita menjadi selera peradaban baik dalam bertutur kata, hobi, cara berpakaian, bertingkah laku sebagai individu atau bagian dari komunitas, dan yang terakhir tak berhenti untuk bermimpi karena inilah yang selama ini mampu mempertahankan prinsip dan menjadi pelita bagi para pemuda dalam menunjukkan eksistensinya.

            Kedua,Menyebarluaskan Cinta dalam barisan kebersamaan. Dengan kata lain yaitu berjamaah. Tentu mencintai Indonesia adalah menghimpun secara kolektif ide-ide yang berkecamuk dalam setiap diri pemuda, bergerak selaras, bersama dengan visi yang sama. Dimulai dari skup terkecil yaitu menyatukan dua peradaban (membentuk keluarga-keluarga yang memiliki visi yang sama) sampai bergerak diranah kebijakan pemerintah. Mencintai perbedaaan, “memperkecil Kompetisi memperbesar kolaborasi”(Sisilia DP). Mencintai Indonesai seutuhnya adalah tentang meleburkan ego, untuk satu tujuan yang sama yaitu Indonesia.

            Ketiga, berkarya dengan memaksimalkan setiap Potensi. Tentu kita menyadari bahwa suatu kelompok tak akan mampu mengurus negeri ini sendiri. Indonesia adalah Sabang sampai Merauke, kaya dan luas terbentang. Mengisi setiap pos kepemimpinan dalam karya di berbagai bidang disiplin ilmu adalah bagain dari mencintai Indonesia, apapun bentuknya. Bermula dari coretan gagasan kecil sampai narasi yang terimplementasi menjadi sebuah sistem yang di adopsi oleh bangsa Indonesia. Tentu dengan tema-tema baru yang lebih solutif, lebih konstruktif tentang mencintai Indonesia Seutuhnya.

Anugerah terindah itu adalah kita, Segenap keyakinn dan pengharapan Maha Dahsyat dari orang-orang yang senantiasa mencintai. Lalu Dia tiupkan Ruh, lalu tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang di nanti. Kemudian, adakah yang lebih baik dari pada kata “memantaskan” tuk hiasi langit cerah nan biru itu ?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun