Mohon tunggu...
Rezza Lazuardi Pratama
Rezza Lazuardi Pratama Mohon Tunggu... lainnya -

Half time officer Full time writer

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harapan Pertanian dari Perbatasan

15 Mei 2019   10:55 Diperbarui: 15 Mei 2019   11:01 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Selain itu, dalam menentukan rancangan jaringan irigasi untuk penyediaan air, perlu dilakukan analisa mengenai pola drainase, tata letak, dan hidrotopografi dari sumber air. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dapat ditentukan sistem penyediaan air irigasi akan berupa bendungan  dari sumber air sungai atau dengan sistem pompa  dari sumber air rawa.

Kedua adalah ketersediaan pupuk. Pupuk merupakan salah satu instrumen penting dalam meningkatkan produksi pangan. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena kelangkaan pupuk (terutama pupuk bersubsidi) masih terjadi di beberapa wilayah di Merauke dan mempersulit petani dalam proses produksi. Oleh karena itu, perlu adanya strategi dan sinergi yang komperhensif untuk menjamin ketersediaan pupuk untuk petani.

Ketiga adalah perluasan lahan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penghormatan atas tanah adat. Tersedianya lahan untuk produksi pangan yang masih luas di Kabupaten Merauke bukan berarti ekspansi lahan dapat dilakukan secara membabi buta. 

Lahan pertanian yang akan dikembangkan di Kabupaten Merauke pada umumnya merupakan tanah ulayat dengan kepemilikan secara komunal yang melibatkan komunitas dalam pengambilan keputusan atas tanah tersebut. Komunikasi dan sosialisasi perlu dibangun sejak awal dengan terbuka tanpa adanya paksaan dalam mencapai kesepakatan. 

Perlu juga dibuat pemetaan lanskap untuk menentukan zonasi-zonasi yang disepakati bersama dengan para pemilik tanah ulayat seperti hutan konservasi, hutan berburu, hutan sagu, lahan sakral, dsb agar tidak muncul permasalahan mengenai lahan dimasa mendatang.

Keempat adalah adanya infrastruktur pendukung distribusi dan pemasaran. Kabupaten Merauke merupakan wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Hal ini menandakan bahwa jaringan infrastruktur di wilayah tersebut masih belum optimal. 

Oleh karena itu, untuk mendukung distribusi dan pemasaran hasil pertanian, perlu adanya akses jalan, jembatan, dermaga, dll yang memungkinkan konektivitas antar wilayah menjadi lebih mudah. Apalagi jika surplus hasil pertanian dari Merauke akan diekspor ke luar negeri.

Pepatah mengatakan bahwa " usaha tidak akan mengkhianati hasil ". Merauke saat ini memerlukan dukungan dari banyak pihak untuk terus meningkatkan kapasitasnya sebagai lumbung padi nasional. Oleh karena itu, kontribusi sesederhana apapun sangat diharapkan untuk mendukung produktivitas pertanian di Kabupaten Merauke demi kemajuan Pertanian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun