Ketika malam sudah mulai larut, kawanan burung hantu yang insomnia memulai shift malam, Bujang dipanggil oleh gurunya yang mantan backpacker.
“Bujang, kau sudah sholat Isya ?”
“ Sudah guru “
“Kalau kau masih sholat, artinya kau masih tersesat, bujang”
Bujang tak terima, semenjak dinobatkan akhil baliq oleh isyarat mimpi, bujang tak pernah sedikitpun lepas dari kewajiban sholat 5 waktu lengkap dengan sunah-sunahnya.
“Apa kiranya yang membuat guru berkata demikian, aku ini rajin sembahyang mengaji, berbakti pada orang tua, menuntut ilmu agama dan mengamalkannya, apa dasar yang membuat guru bilang aku ini tersesat ? “
Gurunya tersenyum.
“Kau sendiri yang bilang bujang, kau sendiri yang menyatakan kau tersesat”
“Kapan guru, tak pernah aku mengatakan itu?”, Bujang protes keras.
“Saat kau sholat, kau ucapkan kepada Allah, Ihdinassiratal mustaqim, paling tidak 17 kali sehari kau memohon petunjuk untuk jalan yang lurus, maka bagian mana yang kau nyatakan kalau kau tidak tersesat, lalu kau merasa benar”
Bujang terdiam,
“Maka jangan pernah kau merasa benar bujang, teruslah belajar, carilah ilmu tidak dengan kepalamu saja, jadilah Backpacker, lihatlah dunia, bergaulah dengan alam dan alam akan mengajarkan rahasianya”.
“Allah tidak perlu Sholatmu Bujang, Allah sudah Maha, yang perlu sholatmu itu adalah dirimu sendiri, maka pergilah ke jalan yang lurus itu…..
Sholatilah sujudmu
Sholatilah hijabmu
Sholatilah inderamu
Sholatilah hawa nafsmu
Sholatilah pergaulanmu
Sholatilah puasamu, tadarusmu, zakatmu
Sholatilah semesta hidupmu.
Itulah alasan kenapa Allah memilih Muhammad yang biasa saja untuk menerima Titah Sholat. Bukan Daud yang perkasa, Bukan Sulaiman yang kaya raya, Bukan Isa yang serba bisa, tapi Muhammad yang hidup melarat.
Karena Muhammad lah, nabi yang sukses menjadi manusia.
Maka, Sholatilah kemanusiaanmu.
Jadilah manusia dengan Sholat.
Allah tidak mabuk disembah, tidak keranjingan dipuja.
Temukan dirimu dalam Sholat, Bujang, temukan “
Bujang menangis. Gurunya tersenyum.
Bujang belajar (lagi)
Selamat Memperingati Isra dan Mi’raj
Semoga Isra dan Mi’raj tidak hanya diperingati
RLP-FAU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H