Mohon tunggu...
Reznu Mayong Sadewa
Reznu Mayong Sadewa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Gowes Bareng JLFR

3 Oktober 2014   04:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam, rame, sepeda…

Tiga kata diatas bisa menggabarkan suatu event berkumpulnya para pesepeda jogja yang diadakan rutin setiap hari Jumat (malam sabtu) di akhir bulan dengan rute mengelilingi kota jogja. Event tersebut dinamakn JLFR, atau singkatan dari Jogjakarta Last Friday Ride. Kegiatan ini banyak menyita perhatian khususnya masyarakat Jogjakarta, dari yang muda sampai yang tua. Berbagai sepeda ikut serta dalam event bulanan ini, dari sepeda klasik seperti onthel dan sepeda-sepeda masa kini seperti BMX, Fixie, Lowrider, sepeda lipat hingga sepeda tinggi. Biasanya mereka (para penyepeda) berkumpul di Kridosono untuk menunggu penyepeda lain kemudian mulai melaju dan berakhir di Mangkubumi atau Tugu Jogja.

Tentulah sangat menyenangkan, selain meningkatkan solidaritas antara bikers, event ini (JLFR) dapat mengurangi polusi karbon monoksida yang disebabkan oleh motor dan mobil-mobil yang selama ini lalu-lalang di kota Jogja. Apalagi kota Jogja ini termasuk kota yang didalamnya transportasi sudah mendominasi. Selain bersepeda yang membuat badan menjadi sehat kini juga bisa menambah kenalan atau teman dari event JLFR ini. Kota Jogja, kota yang banyak memiliki banyak predikat ini, tentunya tambah istimewa sejak adanya event positif seperti JLFR.

Tak perlu kencang dalam mengayuhnya cukup melaju saja dengan santai sambil menikmati kota Jogja malam hari dan ramainya Tugu Jogja sebagai salah satu tempat berkumpul JLFR. Uniknya event ini tidak hanya diikuti oleh bikers atau pecinta sepeda saja, tetapi tidak sedikit para pekerja yang super sibuk ikut andil dan berbaur dengan bikers lainnya. Karena dalam event ini tidak ada kasta, semua berbaur menggunakan sepeda.

Di event ini juga ada sepeda unik semacam sepeda tinggi. Ketinggian bisa mencapai 2 meter. Tentunya hanya sang ahli saja yang bisa mengendarai sepeda ini tapi tidak menutup kemungkinan yang masih belajar nantinya juga bisa. Mengapa harus yang sudah ahli dalam mengendarai sepeda tinggi? Karena untuk mengendarai sepeda tinggi dibutuhkan keahlian untuk menjaga keseimbangan, ketinggian sepeda dan pandai-pandai memanfaatkan luangnya jalan karena ramai oleh sepeda-sepeda lainnya yang memadati jalanan.

Dengan adanya event ini, bukan tidak mungkin nantinya sepeda menjadi transportasi untuk bekerja ataupun untuk sekolah layaknya motor dan mobil selama ini. Malah dengan penggunaan sepeda bisa menghemat BBM dan mengurangi pencemaran udara akibat transportasi kendaraan bermesin. Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat bisa memaklumi apabila ratusan sepeda bergabung di jalanan memenuhi jalanan, sehingga para pengguna kendaraan bermesin atau penikmat jalan lainnya merasa terganggu karena adanya sepeda-sepeda. Mungkin aneh bagi sebagian orang yang baru melihatnya. Tapi lebih aneh lagi jika motor yang memenuhinya dan mengakibatkan terjadinya polusi. Sepeda juga bagian dari kendaraan maka tidak ada salahnya jika sesekali mengadakan acara bulanan seperti ini dengan banyak sisi-sisi positifnya. Mungkin dari event JLFR ini tidak sedikit para penyepeda yang mengabaikan lalu lintas, harapannya polisi setempat bisa mengatur para penyepeda agar bisa diberi jalan untuk sementara pada JLFR ini.

Dengan kegiatan yang positif ini, harapannya bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain. Bahwa bersepeda itu menyenangkan bukanlah sebuah paksaan, tetapi juga merupakan rasa kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar, bahwa lingkungan harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Bersepeda juga merupakan hobi bagi sebagian orang, dan bisa dilakukan setiap hari. Bersepeda itu tidak hanya dilakukan saat JLFR. Tetapi bisa kita lakukan kapan saja semau kita. Asal bisa memanage waktu tidak berbenturan dengan kegiatan lainnnya.

Last friday together... all the people all the best friends…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun