Mohon tunggu...
Rezky Yayang Yakhamid
Rezky Yayang Yakhamid Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Statistika

Suka menghitung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terpujilah Wahai Pelajar yang Tak Pernah Mengenyam Bangku Les-lesan

31 Desember 2020   10:03 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:09 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Unsplash
Sumber : Unsplash

Kedua, Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menjembatani SD dan SMA, menjadikan jenjang SMP penting. Pasalnya, jika SD ada di setiap desa, SMP hanya ada di setiap kecamatan, dan SMA juga ada di setiap kecamatan namun jumlahnya lebih sedikit. Tak jarang yang mengambil bimbel di jenjang ini untuk melanjutkan ke SMA/SMK favorit. Sebelum UN dihapuskan, apalagi kalau bukan bimbel UN?

Pada jenjang ini, orang tua sudah tidak mampu mengajari anak-anaknya (kecuali kalau memang orang tuanya berpendidikan, guru misalnya). Salah satu jalan yang harus mereka tempuh adalah mendaftarkannya  ke bimbel agar dapat masuk SMA favorit. Ya kalau mau, kalau engga juga gapapa, cukup memberikan motivasi ke anaknya "Nak, ibu ngga bisa ngajarin kamu pelajaran-pelajaran ini, ibu harap kamu bisa mandiri belajar ya kalau mau pinter biar masuk SMA B."

Pada usia SMP ini sejatinya anak sudah bisa mandiri, belajar sendiri, mencari referensi sendiri, mengerjakan tugas-tugasnya sendiri. Ah, bayangkan, dia melakukannya sendiri hanya bekal motivasi orang tuanya. Apresiasi setinggi-tingginya pada pelajar SMP yang tidak mengenyam bangku les-lesan.

Sumber : Unsplash
Sumber : Unsplash

Ketiga, Sekolah Menengah Atas (SMA). Inilah fase terberat kemandirian dalam belajar diuji. Materi yang sulit dipahami, referensi yang kurang, tugas yang banyak. Ah, itu semua harus dipahami dan dilaksanakan setidaknya dalam 3 tahun untuk melanjutkan ke jenjang universitas yang diharapkan negeri dan terbaik.

Tidak sedikit anak-anak yang semula bisa mandiri gagal di SMA. Sebagian memutuskan bimbel---daripada terancam gap year. Sebagian lainnya memilih mengikuti arus sekolah saja, yang pada akhirnya berbuah nihil. Tidak ada yang benar-benar bisa dipahami. Materi dikejar tugas, tugas dikejar deadline. Akhirnya yang terjadi siswa hanya mengerjakan tugas dan tugas (hasil menyontek dari teman yang bimbel) tanpa lagi belajar.

Benar-benar nihil waktu untuk belajar. Saya mengalaminya sendiri kok di kelas 10, dan 11. Saat itu mungkin saya berpikir akan gap year, atau kemungkinan paling buruknya tidak dapat mengenyam jenjang perkuliahan. Bayangkan, betapa hebatnya mereka tanpa bimbel, bisa bertahan setidaknya untuk naik kelas pada jenjang SMA ini.

Saya tidak benar-benar yakin apakah ada solusi untuk kaum-kaum yang bertahan pada prinsipnya untuk tidak mengambil bimbel ini, selain mengambil bimbel. Namun saya rasa kuncinya kali-ini adalah benar-benar ada pada diri sendiri, bagaimana kemauannya, tekadnya, dan kerja kerasnya. Saya yakin, jika tekad itu sudah ada berbagai macam cara bisa dilakukan untuk mencapai cita-citanya.

Adapun hal-hal yang saya lakukan untuk menggantikan les saat masa SMA itu adalah dengan Youtube. Saya rasa Youtube menjadi solusi karena kita perlu lebih sedikit modal dibanding harus mengambil bimbel. Banyak saluran yang menyediakan bahan belajar dengan cuma-cuma walaupun kebanyakan berbahasa Inggris.

Untuk dapat mengejar ketertinggalan atau menanyakan tugas yang belum paham-paham amat kiranya kita---sebagai pelajar tanpa les---sepertinya harus mendekati teman yang tidak hanya pintar tetapi juga baik dan mau berbagi ilmunya. Selain itu, peran buku juga agaknya penting. Rajinlah membaca dan belajar mandiri melalui buku yang dapat dibeli atau dipinjam di perpustakaan atau ipusnas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun