Mohon tunggu...
Rezky  Metra Satrio
Rezky Metra Satrio Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Media enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Rakyat Palestina: Manifestasi Keimanan dan Keberanian

11 Juli 2024   14:31 Diperbarui: 11 Juli 2024   14:32 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lebih dari 14 tahun sejak lagu "we will not go down" yang ditulis oleh musisi Amerika Michael Heart mengudara di jagat maya. Lagu yang Ia dedikasikan atas simpatinya terhadap tragedi pembantaian Israel ke Gaza pada akhir Desember 2008 hingga Januari 2009 ternyata masih terus bergema bahkan sampai pertengahan tahun 2024.

Sedari kecil hingga lulus kuliah, rasanya saya selalu familiar dengan kata Gaza dan Palestina, bagaimana tidak? Hampir setiap tahun saluran televisi nasional dan swasta di tanah air selalu menyajikan berita yang membahas soal konflik di tanah al-quds tersebut dengan berbagai tajuk yang memprihatinkan seperti "serangan ke Palestina" atau "crisis in gaza" membuat siapapun tersentak dan menyimak untuk mengetahui apa yang terjadi di sana.

Ini menandakan bahwa apa yang terjadi di Palestina bukanlah konflik biasa, apalagi sekedar perang antar senjata. Bersamaan dengan berkembangnya teknologi dan telekomunikasi, informasi pun semakin mudah diakses membuka gerbang sejarah bahwa penjajahan ini sudah berlangsung lebih dari 6 dekade lamanya.

Kekejaman demi kekejaman terus dilakonkan layaknya sebuah pertunjukan, nyawa manusia pun terus berjatuhan tak peduli apakah ia masih muda ataupun tua, apakah Ia laki-laki ataupun perempuan, kematian tak lagi berharga seperti angka statistik di soal matematika. Membuat saya bertanya-tanya apakah slogan perdamaian dunia milik Persatuan Bangsa-Bangsa hanyalah gimmick belaka?

Pribadi yang sering tidak bersyukur dan berkeluh kesah ini hanya bisa tertunduk malu ketika melihat video soal Palestina bertebaran memenuhi halaman sosial media saya, seorang anak kehilangan orangtuanya, orangtua kehilangan anak-anaknya, tempat tinggal mereka yang sudah hancur bahkan untuk makan saja susah. Namun, masih terucap dengan jelas di lisan mereka kalimat tauhid dan tak ada sedikitpun sumpah serapah dan kalimat cacian mereka tujukan kepada Tuhan yang Maha Esa.

Perjuangan rakyat Palestina seakan seperti tamparan keras di wajah saya dan membawa standar level keimanan seseorang ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Wajar saja kehilangan kucing kesayangan di depan mata saja rasanya sudah merana tak terkira bahkan sampai tak nafsu makan bagaimana jika yang hilang adalah orangtua, keluarga atau bahkan kerabat dekat? Saya tak bisa membayangkan.

Jangankan hal yang berat seperti itu, ketika saya telat datang ke kampus sehingga tidak boleh masuk kelas oleh dosen saja rasanya sudah seperti hari paling suram di dunia, mengeluh dan menggerutu sepanjang hari sampai-sampai tidak selera untuk berinteraksi dengan teman lantas bagaimana jika di hari itu bukan telat datang ke kampus melainkan rumah saya hancur dan dirampas atau tidak ada makanan untuk disantap? Lagi-lagi diri ini tak bisa membayangkan.

Seringkali tak terasa air mata ini sudah mengalir membasahi pipi ketika melihat atau mendengar kabar tentang saudara kita di Palestina, membuat saya mengernyitkan dahi bagaimana bisa manusia berlaku keji seperti itu pada manusia lainnya? Apakah tak terbesit sepersekian detik saja bagaimana jika perlakuan yang mereka perbuat pada rakyat palestina juga menimpa keluarga mereka? Bukankah mereka juga punya ibu? Ayah? Anak? Saudara? Teman? Saya tidak mengerti lagi.

Meski ditimpa penderitaan yang begitu dahsyat rakyat Palestina tetap memperlihatkan bahwa asa itu masih akan ada walaupun rumah dan peradaban mereka sudah dihancurkan berkali-kali tetapi nyatanya selama itu juga mereka berhasil membangunnya kembali sungguh kualitas iman dan ikhtiar yang luar biasa yang ditanamkan dari generasi ke generasi.

Keberanian mereka terpancar dari dasar hati, berdiri tegak sembari mendongakkan kepala tak gentar melawan penjajah walaupun tangis dan jeritan selalu menghantui mereka selama 24/7 mereka tak kenal kata menyerah mengetahui bahwa kemenangan akan selalu berada di sisi mereka. Keberanian pahlawan super seperti batman, superman, dan spiderman yang digambarkan di televisi tak sebanding dengan mereka bahkan seperempatnya saja tidak sampai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun