Klaten (23/08/2022) - Pertanian merupakan sektor unggulan kedua di Desa Nganjat setelah sektor perikanan. Namun dalam budidaya pertanian para petani masih banyak menggunakan pupuk anorganik untuk menunjang kegiatan usahatani. Disisi lain sebenarnya limbah pertanian yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik. Pupuk bokashi merupakan salah satu inovasi pertanian yang dapat dilakukan dalam memanfaatkan limbah jerami untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Mahasiswa KKN Tim II Undip 2022 melaksanakan program monodisiplin berupa program pelatihan pembuatan pupuk bokashi dengan sasaran adalah para anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di  Desa Nganjat. Pelatihan pembuatan pupuk bokashi merupakan program kerja dari Rezky Ayu Putri Amalia Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro.
Pupuk bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang dihasilkan dari  fermentasi bahan -- bahan organic dengan bantuan mikroorganisme activator untuk mempercepat proses fermentasi. Pembuatan pupuk bokashi dilakukan dengan bahan baku utama berupa jerami padi dan sekam. Rincian kegiatan pelatihan diawali dengan pemberian materi berupa pengenalan secara umum mengenai pupuk bokashi. Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan pupuk dengan bahan berupa jerami, dedaunan, sekam, dedak, dan sisa makanan.Â
Alur pembuatan pupuk bokashi adalah dengan mencampurkan jerami yang telah dipotong dan sekam dengan larutan EM4 yang telah dicampur gula pasir dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 100.Â
Larutan campuran EM4 dan gula berfungsi sebagai dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi yang terdiri dari bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), actinomycetes, ragi, dan bakteri fotosintesis. Setelah seluruh bahan tercampur kemudian campuran tersebut ditutup dengan rapat untuk menghindari kontak dengan oksigen selama kurang lebih 14 hari. Pupuk bokashi dikatakan berhasil jika adonan pada pengamatan terakhir volumenya berkurang (menyusut), berwarna gelap, tidak berbau, dan suhu tidak panas.
"Menurut saya bahannya mudah didapatkan dan harganya tidak terlalu mahal", ujar mbah Tari (68 tahun)
Pelatihan pupuk bokashi kepada para anggota Gapoktan bertujuan untuk merubah pola pikir para petani dari penggunaan pupuk kimia dan mulai melirik pupuk organik menjadi salah satu opsi. Keberhasilan program kerja pelatihan pupuk bokashi ditunjukkan dengan tingginya antusiasme para anggota Gapoktan untuk mengikuti pelatihan.
Penulis : Rezky Ayu Putri Amalia, 23020319140084, Fakultas Peternakan dan Pertanian, KKN Tim II Undip
Editor : Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H