Mohon tunggu...
Rezky Ananda Hadi
Rezky Ananda Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Foto bersama istri

Suka traveling dan mencoba belajar untuk menulis singkat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menciptakan Figur Yesus Sesuai Keinginan

27 November 2021   13:00 Diperbarui: 8 Februari 2023   12:41 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya jika kita perhatikan, orang-orang yang tidak percaya Yesus juga mengalami permasalahan hidup yang kompleks dan rumit (1 Kor 10:13). Dan mereka juga dapat meraih kesuksesan dalam bidang apapun, kesehatan yang prima, kepandaian yang luar biasa. Artinya untuk hal-hal tersebut Allah sudah mengaturnya dengan menggunakan hukum logika umum, jika ingin kaya maka manusia harus bekerja dan berusaha, jika ingin sehat maka manusia harus berolah raga dan menjaga pola makan, jika ingin pintar maka manusia harus belajar dan berlatih. Dan seandainya manusia tidak berhasil dalam hal-hal tersebutpun apabila sudah berusaha sebaik mungkin dan sekuat tenaga, maka seharusnya manusia tidak terlalu memusingkan hal tersebut, bukankan itu juga merupakan campur tangan Allah dalam mendidik manusia supaya mempunyai sikap hati dan sikap hidup yang berkenan kepada Allah. Bukankan hal itu juga terjadi pada kehidupan Yesus? Yesus tidak pernah didapati bersalah namun malah disalibkan sebagai orang yang bersalah. 

Jadi, alih-alih alasan iman dan mengandalkan Allah, maka seringkali manusia mengembalikan tanggung jawab yang diberikan Allah, kembali kepada Allah. Manusia minta kesembuhan dari Allah padahal dia tidak bertanggung jawab dengan tubuhnya. Manusia minta berkelimpahan dalam ekonomi padahal dia bekerja asal-asalan seperti manusia lainnya. Manusia ingin pintar tetapi dia tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dan berlatih. Manusia tidak menghormati Allah secara layak, tetapi hanya karena takut berbagai kebutuhan jasmaninya tidak dicukupi. Hal seperti ini seperti memperlakukan Allah sebagai tukang sihir atau dukun. Seharusnya justru karena iman dan mengandalkan Allah, manusia harus mengerjakan tanggung jawabnya  dengan cara yang benar dan berfokus untuk kemuliaan-Nya. Karena apapun yang manusia perbuat, seharusnya dengan segenap hati dan untuk Allah, bukan untuk manusia (Kol 3:23).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun