Mohon tunggu...
Rezky Oktaviana
Rezky Oktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia S1

Bola Voly, Badminton, Musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Penghasilan Masyarakat dalam Pertanian di Dusun Marongan Desa Sukomakmur

31 Mei 2024   18:21 Diperbarui: 31 Mei 2024   20:42 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun bawang yang akan di kirim ke pasar/dokpri 

Dusun Marongan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah adalah wilayah yang terkenal dengan masyarakatnya yang mayoritas adalah petani.Selain terkenal sebagai petani ,Desa Marongan terkenal juga dengan wisata alam nya yang begitu indah dan dingin, karena letak wilayah tersebut berada di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian kurang lebih dari 1.700 MDPL.

Dengan kreativitas dan keuletan, mereka berhasil mengubah hamparan lahan sayuran menjadi objek wisata alam yang menarik dan menguntungkan.Dulu Desa Sukomakmur hanya dikenal sebagai daerah pertanian yang subur, di mana para petani hanya bekerja keras untuk menanam sayuran dan buah-buahan.

Adapun contoh wisata alam nya yaitu Negeri Sayur Sukomakmur. Wisata itu merupakan wisata alam yang dimana disekeliling wisata tersebut dikelilingi oleh sayur sayuran yang begitu banyak dan luas.Tidak hanya di sekitar wisata, namun di setiap pinggir rumah warga pun mereka mempunyai sayur sayuran yang begitu banyak,contohnya seperti bawang daun, kentang, brokoli,kol, dan lainnya.Jadi tidak heran mayoritas masyarakat nya adalah petani. 

Daun bawang dan cesin/dokpri 
Daun bawang dan cesin/dokpri 

Masyarakatnya pun terkenal dengan masyarakat yang sangat ramah, sehingga orang orang yang berkunjung ke daerah tersebut akan merasa nyaman ketika sudah berada di wilayah mereka.Mereka lebih memilih menjadi petani karena sebagian besar penghasilan mereka jauh lebih besar daripada pekerjaan yang lainnya, sehingga setiap harinya mereka semangat dan bekerja keras karena akan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

Pada saat petani di wawancarai, mereka bilang bahwa ditahun ini mereka lebih banyak menanam bawang daun dan kentang,dan baru pertama kalinya mereka mendapatkan pasaran harga yang tinggi.Tahun tahun sebelumnya harga pasaran mereka standar, bahkan mereka pernah mendapatkan dibawah standar sehingga mereka merasa rugi dan tidak menjualnya ke pasar,mereka lebih memilih untuk di gagal panen kan karna mereka tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.Jadi di tahun sekarang mereka sangat bersyukur karena penjualan di pasar naik drastis di atas standarnya.

Petani sedang membuat lahan untuk menanam bibit bawang daun/dokpri
Petani sedang membuat lahan untuk menanam bibit bawang daun/dokpri

Contohnya daun bawang mereka harus mempunyai modal Rp. 10.000.000 untuk menanam dalam 1 role.Dalam 1 role tersebut mereka harus membeli 3 kwintal pupuk seharga Rp. 2.000.000,dan pupuk cair seharga Rp. 4.000.000 ,dan hasil daun bawang yang mereka panen jika mendapatkan hasil yang memuaskan bisa mendapat daun bawang 5 ton, dan jika mereka mendapatkan hasil yang kurang ,mereka hanya mendapatkan 1,5 - 2 ton.

Daun bawang yang akan di kirim ke pasar/dokpri 
Daun bawang yang akan di kirim ke pasar/dokpri 

Di Tahun sekarang mereka bisa menjual dengan harga Rp 16.000 - 17.000 / kilo. Di Tahun sebelumnya mereka hanya menjual dengan harga Rp. 10.000 ,bahkan mereka pernah rugi serugi ruginya karena menjual dengan harga Rp. 2000/kilo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun