Mohon tunggu...
Rezki Hariadi
Rezki Hariadi Mohon Tunggu... -

Taq ada yg spesial, diciptakan oleh Allah begini adanya..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

keunikan di Kota Medan

7 September 2010   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Well,,,

medan is the unique city,

Ketika pertama kali di Tahun 2002 aku menetap di Medan,

banyak hal-hal aneh yg kutemui disini.

khan dulunya aku lahir dan tinggal di kab, dharmasraya tepatnya di Sei Rumbai.. tamat SD aku langsung pindah ke Medan, tinggal tempat nenekku. ketika aku sekolah, dan berbicara dengan orang-orang Medan, ada kejanggalan yg tak biasa ku dengar. Kata-kata seperti "Pajak", "Pasar", "Kereta". "Motor", "Sumur", "Teh", dan lain-lain..

Pertama ku pikir pajak itu ya Pajak, dalam arti kata, uang yang harus dibayarkan oleh karena barang/sesuatu hal dikenai pajak..

"Pasar" berarti tempat bertemunya penjual dan pembeli,,

"kereta" berarti kereta api yang banyak gerbongnya itu.

"Motor" yaitu kendaraan beroda dua.

"Sumur" yaitu sumber air yang pake timba.

"Teh" yaitu minuman berwarna merah kecoklatan yang segar.

Tapi di sini, di Kota Medan, semuanya tidak sama dengan arti yang sebenarnya. Saat aku berkomunikasi dengan nenek dan saudaraku yang lain, aku selalu mendengar istilah ini digunakan untuk suatu makna yang lain. Contoh:

ada Ibu-ibu berkata ke anaknya yang balita, "Nak, jangan main ke Pasar. Nanti ditabrak motor,"

Aku bingung, ngapain si Anak ini kurang kerjaan bermain ke Pasar? emangnya dia mau beli susu atau dodot? Ternyata setelah kuketahui bahwa "Pasar" adalah jalan besar, aku baru tau. Tapi kenapa Pasar dibilang jalan besar??

Trus, ada Anak nanya sama Ibunya, "Mak, mau kemana?"

"Mau ke Pajak," jawab Ibunya.

"Nanti beliin aku kembang api, ya?" pinta si anak.

Haa?? emang sejak kapan di Kantor Pajak ada jual kembang api?? Ternyata Pajak itu diartikan sebagai "Pasar". Nah lho,,, dari mana asalnya kata Pajak jadi kata Pasar??

Trus waktu aku nanya sama kawanku, "Naik apa kau ke sekolah??"

"Naik kereta,"

"Wih, berarti rumahmu jauh lah yaa,,"

"Gak kok, cumak sepuluh menit dari sekolah,"

"Tapi kenapa kau naik kereta? orang kan naek kereta biasanya ke tempat yang perjalanannya berjam-jam,"

"Capek kali lah naek kereta berjam-jam. Karna cuma sepuluh menit, makanya aku tiap hari diantarin naik kereta sama Bapakku, pulangnya dijemput abangku. Kami punya kereta Honda,,"

Ohh, barulah aku tahu "kereta" itu artinya "sepeda motor",, ini lebih gak nyambungg.. Hahahaha... aku ketawa sendiri.

Dah gitu, lucunya khan, waktu aku disuruh ambil teh ke dapur sama nenekku, ku ambil lah Teh Bubuk. nenekku keliatan melongo. "Kok ini yang kau ambilkan,"

"Loh, kan tadi nenek bilang, teh. Jadi ini apa namanya, teh khan??"

"Bukan teh ini, tapi air teh, air putih untuk minum,,"

Wakkkkaaaaakkkkaaa waka waka e'e...

Semua serba aneh,,

dan yang terakhir yang ku ingat, waktu aku ke tempat uwakku, aku mau izin ke kamar mandi untuk buang air kecil. "Sumurnya paling belakang, ki.."

Setelah kulihat-lihat, kok gak ada sumurnya yahhh?? Mana??? Yang ada cuma kamar mandi, kenapa uwakku ini gak bilang kamar mandi, ya? apa kamar mandi nya gak boleh dipake untuk buang air kecil??

Karna gak tahan lagi, maka ku tanya lah ke Uwakku. "Wak, sumurnya mana? Kok gak ada, udah ku cari-cari ke belakang gak jumpa juga,,"

Uwakku pun mengantarkanku. Alhasil, aku diantar ke kemar mandi. "Loh wak, mana sumurnya??"

"Inilah sumurnya,,"

Kuperhatikan ke sekeliling, yang ada hanya bak mandi dan lubang poop.

Ternyata, sumur itu yha kamar mandi. Hehehe... Mungkin jaman dulu, orang kalo mandi, boker dan pipis yha di sumur meskipun sekarang sumur udah jarang ditemui.

Itulah pengalamanku dengan kota Medan yang unik ini. Oh yha, di sini jarang ada yang pake kata-kata "Kamu" "saya",,  yang ada "Kau",  "aku".. jadi, kalo yang baru pertama kali datang ke sini, pasti menyangka orang medan kasar-kasar. Hahahahah....

Horasss!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun