Tapi di sini, di Kota Medan, semuanya tidak sama dengan arti yang sebenarnya. Saat aku berkomunikasi dengan nenek dan saudaraku yang lain, aku selalu mendengar istilah ini digunakan untuk suatu makna yang lain. Contoh:
ada Ibu-ibu berkata ke anaknya yang balita, "Nak, jangan main ke Pasar. Nanti ditabrak motor,"
Aku bingung, ngapain si Anak ini kurang kerjaan bermain ke Pasar? emangnya dia mau beli susu atau dodot? Ternyata setelah kuketahui bahwa "Pasar" adalah jalan besar, aku baru tau. Tapi kenapa Pasar dibilang jalan besar??
Trus, ada Anak nanya sama Ibunya, "Mak, mau kemana?"
"Mau ke Pajak," jawab Ibunya.
"Nanti beliin aku kembang api, ya?" pinta si anak.
Haa?? emang sejak kapan di Kantor Pajak ada jual kembang api?? Ternyata Pajak itu diartikan sebagai "Pasar". Nah lho,,, dari mana asalnya kata Pajak jadi kata Pasar??
Trus waktu aku nanya sama kawanku, "Naik apa kau ke sekolah??"
"Naik kereta,"
"Wih, berarti rumahmu jauh lah yaa,,"
"Gak kok, cumak sepuluh menit dari sekolah,"