Mohon tunggu...
Rezi Hidayat
Rezi Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - researcher and writer

Fisheries Researcher

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembangunan Pertanian Berbasis Industri 4.0

13 Mei 2019   11:07 Diperbarui: 8 Januari 2020   16:12 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu negara yang bisa menjadi contoh dalam penerapan revolusi industri 4.0 pada sektor pertanian yaitu China. Negara 'Tirai Bambu' ini mampu membuat sistem smart farm dengan proses produksi di dalam ruangan. Smart farm ini tidak memerlukan sinar matahari, tidak menggunakan pestisida maupun bahan-bahan kimia, dan bahkan mampu menghemat air. Inovasi baru di bidang pertanian tersebut milik perusahaan Sanan Sino-Science yang berada di Anxi, Provinsi Fujian, China. 

Dengan luas sekitar 5.000 m2, sistem smart farm ini mampu menghasilkan 8 - 10 ton sayuran segar setiap harinya dengan hanya membutuhkan 4 orang pekerja. Hal ini sangat berbeda dengan pertanian konvensional yang luas lahannya sama, tetapi membutuhkan sekitar 300 petani untuk menggarap dan menanam sayuran.

Berbagai teknologi industri 4.0 lainnya yang dikembangkan pada sektor pertanian seperti Agri Drone Sprayer (Drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), Drone Surveillance (Drone untuk pemetaan lahan) serta Soil and Weather Sensor (Sensor tanah dan cuaca) telah banyak juga dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika, China, India, Australia, dan Jepang.

Strategi Pembangunan  

Agar upaya penerapan revolusi industri 4.0 pada sektor pertanian di Indonesia berjalan dengan optimal, maka setiap komponen usaha baik pemerintah, pelaku usaha, maupun komponen masyarakat lainnya harus saling bersinergi satu sama lain. 

Sejumlah langkah strategis yang mesti segera dilakukan, diantaranya. Pertama, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Kurikulum pendidikan dan pelatihan di semua level pendidikan pertanian (SMK-Perguruan Tinggi) maupun pusat pendidikan dan pelatihan (pusdiklat) pertanian perlu dirombak dengan lebih menekankan pada penerapan teknologi.

Kedua, pembangunan infrastruktur digital yang mendukung revolusi industri 4.0 seperti infrastruktur broadband, cloud, data center, dan security management, terutama di wilayah sentra-sentra produksi pertanian. Ketiga, peningkatan investasi secara signifikan dan berkesinambungan untuk mendukung penerapan teknologi industri 4.0 melalui skema kemudahan dan insentif bagi investor dalam dan luar negeri, kredit perbankan, maupun peningkatan proporsi anggaran negara.

Keempat, pembangunan ekosistem inovasi melalui pengembangan pusat inovasi nasional untuk mempersiapkan percontohan dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk didalamnya perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas sektor diantara pelaku usaha (swasta/BUMN) dengan universitas. 

Dan kelima, harmonisasi aturan dan kebijakan untuk memastikan koordinasi pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan lembaga terkait dengan pemerintah daerah.

Melalui sejumlah langkah diatas, diharapkan produktivitas hasil sektor pertanian Indonesia mampu meningkat secara signifikan dan efisien berbasis pada industri 4.0. Lebih jauh lagi sektor pertanian kita mampu berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional (swasembada) maupun global, meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun