Pagi itu, udara dingin menyambut langkah kaki pertama saya menuju jalur pendakian bersa beberapa teman lainnya, kami memulai perjalanan dari desa pelompek, yang merupakan titik awal pendakian. Sepanjang jalan, hutan yang rimbun dan udara segar membawa sensasi yang tenang, seolah kami sedang memasuki dunia lain yang jauh dari kebisingan kota, burung burung berkicau riang, mengiringi langkah kami yang semakin dalam menyusuri jalan berbatu.
Pendakian ini tidak lah mudah, beberapa tanjakan terjal membuat napas kami tersengal sengal, namun setiap kali berhenti untuk istirahat, saya bisa merasakan energi dari alam yang memulihkan semangat, rasa lelah itu hilang ketika saya berpikir tentang apa yang menunggu di puncak sana Danau Gunung Tujuh tujuan akhir dari perjalanan ini.
Setelah sekitaran tiga jam perjalanan, kami akhirnya tiba. Dan pemandangan yang menyambut kami benar benar melampaui ekspektasi. Danau yang luas membentang demgan air yang berwarna biru kehijauan, dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang. Kabut tipis yang menggantung di atas air memberi kesan mistis, seolah danau ini memang tersembunyi di balik tabir alam yang penuh rahasia. Saya terdiam sejenak, memandangi keindahan alam yang begitu alami ini, perasaan tenang perlahan menyelimuti, seolah kepenatan dan kekhawatiran yang terbawa dari bawah gunung menghilang begitu saja.
Saya duduk di tepi danau, menikmati setiap detik keheningan yang terasa begitu Damai. Hanya suara angin yang berdesir dan gemerisik daun yang terdengar. Ada sesuatu yang memenangkan ketika berada di tempat seperti ini, seolah olah alam sedang berbicara  dengan cara yang tak bisa dijelaskan, saya menyadari bahwa pendakian ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin. Ada makna mendalam di setiap langkah yang saya tempuh , disetiap nafas yang saya ambil di ketinggian ini.
Kami menghabiskan beberapa jam disana, menikmati momen kebersamaan dan juga merenung sendiri-sendiri. Tidak ada sinyal, tidak ada gangguan, hanya ada kami dan beberapa pendaki lainnya bersama keindahan alam di sekelilingnya. Saat akhir nya harus turun kembali, saya merasa sedikit enggan  meninggalkan tempat itu. Namun, saya tahu bahwa pengalaman ini akan selalu tersimpan dalam ingatan.
Pendakian ke Danau Gunung Tujuh bukan hanya tentang menaklukan ketinggian atau mencapai sebuat tempat. Bagi saya, ini adalah perjalanan menemukan kedamaian di tengah alam, sebuah perjalanan pribadi yang memberikan ruang untuk merenung, menghayati, dan menghargai kehidupan sederhana yang kadang terlewat dalam kehidupan sehari hari. Dan di tepi Danau Gunung Tujuh, saya menemukan ketenangan  yang tak ternilai, dan pelajaran bahwa  perjalanan hidup selalu lebih berarti ketika kita meluangkan waktu untuk menikmati setiap momennya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H