(100motivasi.wordpress.com)
Hal yang terbaik adalah melakukan hal yang benar, hal yang terbaik selanjutnya adalah melakukan hal yang salah (lalu belajar memperbaikinya), hal yang terburuk adalah tidak melakukan apapun. -Theodore Rosevelt
Banyak orang merasa terlalu sibuk untuk meluangkan waktu bermeditasi. Beberapa menganggap meditasi itu tidak produktif karena hanya duduk diam tidak melakukan apa-apa. Bahkan, ada orang yang menilai meditasi itu sesuatu yang haram dilakukan karena itu merupakan ritual agama lain.
Kalau kita alergi dengan istilah meditasi, kita bisa menggantinya dengan nama: relaksasi terfokus. Dalam bermeditasi, kita tidak perlu melakukan ritual atau atribut keagamaan manapun. Cukup duduk diam dan menyadari pernafasan kita sendiri. Tak perlu pakai mantra, doa, zikir, dan sebagainya (walaupun begitu, bukan berarti tidak diperbolehkan).
Di dalam tulisan kali ini, saya akan memaparkan bahwa meditasi bisa meningkatkan motivasi dan menjadikan kita lebih produktif. Kok bisa? Padahal meditasi tampak seperti suatu aktivitas yang tidak produktif.
Pertama-tama,
saya tidak akan menguraikan keuntungan-keuntungan bermeditasi seperti manfaat kesehatannya yang telah terbukti ilmiah, meningkatkan kapasitas otak (neuroplasticity) dan membuat seseorang menjadi lebih bijaksana, atau kelebihan-kelebihan lainnya yang bisa dengan mudah kita google.
Saya akan mengaitkan keuntungan meditasi dari segi motivasi, bahwa meditasi melatih diri kita untuk bisa berdisiplin dan melatih fokus yang kuat. Disiplin dan fokus adalah kedua hal yang sangat penting dalam produktivitas seperti yang sering saya tuliskan di dalam blog 100motivasi ini. Keduanya meningkatkan kinerja dan peluang untuk sukses.
Riset dalam neuroscience terbaru menunjukkan bahwa otak mengaktifkan sirkuit saraf yang berkaitan dengan insentif yang positif supaya seseorang termotivasi untuk mulai bertindak. Berdasarkan data MRI atau scan otak dengan pencitraan resonansi magnetis, semua orang akan menjadi bersemangat dalam melakukan sesuatu setelah memikirkan imbalannya. Imbalan memicu tindakan.
Imbalan disini adalah reward yang bisa berupa motif finansial seperti uang, komisi, upah atau hal positif yang bisa terjadi termasuk pujian, penghargaan, pengakuan, sasaran tertentu, tujuan, impian, cita-cita, suatu keadaan yang ideal, situasi yang seru, kondisi dan kegiatan yang menyenangkan, atau segala sesuatu yang positif.
Salah satu gejala orang yang kurang semangat, malas, hingga tingkat depresif menunjukkan bahwa otak kehilangan sensitivitas untuk peka terhadap pemikiran tentang imbalan yang potensial atau reward. Mereka tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang menantang karena tidak terlalu memikirkan imbalan dan otaknya terlalu banyak distraksi atau kurang fokus.
Sedangkan mereka yang termotivasi tinggi dalam mengerjakan sesuatu yang lebih menantang dengan imbalan yang lebih besar, otaknya tampak aktif di bagian nucleus accumbens. Suatu area di otak yang berfungsi memproses informasi tentang peluang mendapatkan imbalan. Orang yang fokus memikirkan imbalan atau reward akan termotivasi untuk segera bergerak.
Dan mereka yang bisa sukses meraih imbalan dengan bekerja penuh semangat, memiliki fokus yang kuat. Nucleus accumbens dan pre-frontal cortex atau otak bagian depan menjadi aktif, menguatkan tekad untuk berdisiplin dengan pikiran yang terfokus. Pikirannya tidak mudah teralihkan dengan distraksi, gangguan-gangguan atau godaan impulsif yang muncul. Inisiatif untuk bertindak timbul disebabkan oleh fokus pada tujuan/imbalan.
Disinilah kegunaan dari teknik meditasi. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pengendalian diri untuk menolak distraksi akan membuka kesempatan untuk sukses lebar-lebar, meningkatkan pencapaian kinerja, memperbesar produktivitas, dan mempererat relationships atau hubungan-hubungan sosial secara lebih harmonis.
Meditasi akan menguatkan daya konsentrasi untuk terfokus pada aktivitas yang sedang dikerjakan, tahan godaan yang impulsif untuk melakukan hal lainnya, menolak desakan yang mengganggu jalannya suatu pekerjaan, tidak mudah terdorong oleh emosi, dan memutuskan sesuatu secara lebih tepat.
Kemampuan dari pengendalian diri ini didapatkan dari latihan meditasi yang rutin. Meditasi atau relaksasi yang terfokus akan membuat praktisinya menjadi lebih intuitif serta mampu mengendalikan emosi-emosi yang ada.
Dengan bermeditasi, seseorang akan belajar fokus dan berdisiplin. Inilah keahlian yang utama dalam pengembangan diri dan dalam meraih kesuksesan.
Saat bermeditasi, kita merileksasikan diri dan berkonsentrasi hanya pada satu hal saja: nafas yang masuk dan keluar. Pikiran kita akan banyak terganggu oleh distraksi, ide-ide yang bermunculan, rasa gatal, bosan, terbuai dengan beragam pemikiran, dan sulit mengosongkan pikiran kita. Tapi, kita akan belajar menahan diri dan berfokus hanya pada satu hal yaitu pernafasan dalam satu waktu tertentu.
Silahkan gunakan timer atau penanda waktu. Mulailah berlatih selama 5 menit saja setiap hari yang penting rutin, kalau sudah bisa berkonsentrasi pada nafas selama lima menit barulah kita bisa tingkatkan dengan bermeditasi selama 20 menit setiap kalinya. Dan tak perlu sampai satu jam. Meditasi cukup dua puluh menit saja, bisa ditambah frekuensinya misalnya menjadi dua sampai tiga kali dalam sehari setiap harinya.
Teknik meditasi akan mengembangkan kapasitas otak untuk menyadari distraksi; gangguan-gangguan yang timbul, emosi-emosi dan segala rasa yang otomatis bermunculan, lalu menahan diri untuk tidak impulsif serta mampu berkonsentrasi untuk menyelesaikan satu tugas saja. Menajamkan fokus untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi prioritas utama. Menguatkan disiplin diri. Memegang kendali.
Latihan meditasi yang rutin akan memberikan kita kemampuan untuk berfokus seperti sinar laser. Dan ketika kita terfokus pada tujuan atau sasaran dengan imbalan dalam mengerjakan sesuatu, kita menjadi termotivasi tinggi untuk meraih kesuksesan. Jika tingkat motivasi tergantung fokus kita pada reward atau insentif yang positif, maka meditasi adalah praktek yang melatih peningkatan kekuatan fokus kita tersebut.
Secara sederhana, meditasi bisa dilakukan dimana saja; di lantai atau di kursi, yang penting duduk supaya tak tertidur. Mata boleh terpejam atau setengah menutup. Lalu tetapkan satu jangka waktu tertentu; 5, 10, atau 20 menit. Dan selama itu, berkomitmenlah untuk duduk diam tanpa bergerak sedikitpun kecuali untuk bernafas. Bernafaslah dengan santai serta alamiah tapi sadari setiap tarikan dan hembusannya.
Jika pikiran kita mulai melantur atau timbul pemikiran-pemikiran yang mengganggu konsentrasi kita pada pernafasan, dengan lembut kembalikan kesadaran kita pada nafas masuk dan keluar. Segala jenis pikiran yang muncul cukup diamati dengan santai dan sadari pernafasan yang sedang terjadi. Boleh mencoba berhitung dalam hati seiring nafas jika kesulitan berkonsentrasi atau pikirannya sukar dikontrol.
Jangan pernah men-judge atau menilai diri kita praktisi yang tidak becus atau menyalahkan apapun. Tetap tenang dan kembali berkonsentrasi pada satu pikiran, yaitu menyadari nafas. Teruskan rileksasi yang berfokus pada aliran nafas sampai waktunya habis. Ulangi keesokan harinya. Sampai kita jadi jago dalam mengendalikan diri serta emosi.
Akhirnya, kita akan semakin hebat dalam memotivasi disiplin diri tanpa terdistraksi untuk meraih suatu tujuan/imbalan. Mampu berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan sesuatu. Memiliki fokus yang tajam sehingga menjadi lebih produktif dengan kinerja yang tinggi. Bonusnya? Kita akan tambah bijaksana, ha ha ha!
Baca Juga:
Tips Relaksasi untuk Optimalisasi Otak
Motivasi dan Teori Tiga Otak
5 Cara Meningkatkan Peluang untuk Sukses
5 Tips Manajemen Waktu agar Produktif
Teknik Visualisasi untuk Motivasi Belajar
sumber; http://100motivasi.wordpress.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H