Mohon tunggu...
Reza Wahyu
Reza Wahyu Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Manager di Bank BUMN. Hobi membaca dan menulis. Pantangdiet.com

Selanjutnya

Tutup

Money

3 Tips Bekerja Bersemangat

30 September 2012   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:27 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(100motivasi.wordpress.com)

Keluarga adalah tempat berlindung dari dunia yang kejam. -Christopher Lach


Berapa banyak orang yang bekerja demi menafkahi keluarganya namun merasa terpasung? Ketika krisis ekonomi global melanda dunia, orang-orang lebih mementingkan kestabilan penghasilan daripada mencari pilihan karir yang lebih disukai tapi beresiko.

Para karyawan yang bekerja dengan niat hanya untuk memenuhi kebutuhan, kurang memiliki semangat kerja. Mereka berangan-angan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tapi tidak berani mengambil langkah drastis untuk mengubah karirnya dengan taruhan kehilangan pendapatan.

Padahal, riset oleh Dr. Amy Wrzesniewski menekankan pentingnya mencari pekerjaan yang bukan hanya sebagai kewajiban karena imbalan upah saja namun sebagai karir, bahkan panggilan jiwa. Bekarir dalam bidang kerja yang sesuai dengan panggilan jiwa akan sangat memotivasi sang pekerja.

Dan memang benar bahwa pekerjaan yang berdasarkan minat, hobi, atau kesenangan bisa memberikan kebahagiaan bagi sang pekerja. Akan tetapi, di dunia yang tidak ideal ini, banyak orang melakukan pekerjaan yang tidak begitu disukainya dan mendemotivasi dirinya setiap hari.

Walaupun begitu, bukan berarti seorang karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan panggilan jiwanya dan di bidang yang bukan merupakan minatnya tidak bisa bekerja dengan penuh semangat dan termotivasi tinggi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang telah menjadi kewajibannya itu.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa semangat kerja dengan motivasi tinggi bisa diciptakan tanpa harus berpindah pekerjaan. Yang harus diubah adalah

paradigma berpikir dan mengganti perspektif yang lebih efektif.

Untuk mengekspansi pandangan dan pikiran yang ada terhadap pekerjaan yang sekarang memang cukup menantang, tapi terdapat begitu banyak potensi kebahagiaan yang bisa kita realisasikan sebagai penyemangat dalam bekerja tanpa harus pindah perusahaan.

Profesor Tal Ben-Shahar dari Universitas Harvard adalah dosen di bidang psikologi positif yang menyatakan ada tiga aspek yang bisa kita analisa untuk meningkatkan kebahagiaan dalam pekerjaan yang sekarang. Ketiganya adalah mencari arti, mengejar kegembiraan, dan menguatkan keunggulan.

Banyak orang berpikir bahwa pekerjaan yang paling berarti adalah bekerja sebagai dokter, guru, atau pemuka agama. Tapi, makna suatu pekerjaan ada di dalam pikiran sang pekerja. Karir apapun bisa memiliki arti dan kita bisa memberikan makna sesuai dengan yang kita inginkan.

Kita bisa tanyakan kepada diri kita sendiri; dimanakah kita bisa mencari arti di dalam pekerjaan kita? Apa tujuan kita bekerja dan untuk siapa kerja kita bisa bermakna? Kita juga bisa mengingat-ingat apa saja kelebihan positif yang kita miliki. Apa saja keahlian kita? Kekuatan dan kemampuan apakah yang kita punya?

Selanjutnya, kita bisa menggali beragam kesenangan yang bisa kita lakukan di dalam pekerjaan atau disela-sela waktu kita bekerja. Yang terpenting adalah, kesenangan kita tidak merugikan perusahaan dan orang lain. Tetap menjunjung tinggi moral dan beretika.

Renungkanlah ketiga aspek ini selama beberapa hari. Berpikirlah secara kreatif dan kombinasikan serta tambahkan nilai-nilai yang perlu diintegrasikan dalam inisiatif strategis berikutnya di pekerjaan yang sekarang. Tiga aspek ini sangatlah vital bagi pengembangan karir yang ada menjadi pekerjaan yang bisa dilakukan dengan motivasi yang tinggi.

Semangat bekerja akan meningkat seiring penerapan dari langkah-langkah tambahan untuk membuat karir kita terasa lebih berarti, lebih menggembirakan, dan sebagai sarana aktualisasi keunggulan pribadi. Kalau perlu, minta juga masukan dari orang-orang terdekat yang dirasa paling kenal dengan kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ketiga aspek tersebut.

Sebagai contoh, kita temukan bahwa kelebihan-kelebihan yang kita miliki adalah suka berinovasi, menyusun taktik, negosiasi, dan manajemen kelompok. Kegembiraan biasa kita dapatkan dari mendengarkan musik, bermain dengan anak-anak kita, piknik bersama keluarga, dan menulis.

Selanjutnya, kita anggap saja makna yang bisa kita gali dari pekerjaan adalah membantu orang lain, mensejahterakan keluarga, menyelesaikan tugas, mencari solusi dari masalah, memimpin grup, dan melayani Tuhan. Maka, kita bisa mencari dimanakah titik temu atau gabungan dari ketiga aspek seperti contoh di atas.

Misalnya, sebagai manajer kita bisa mengadakan rapat sambil mendengarkan musik atau mengadakan piknik bersama sambil kerja kelompok. Atau kita bisa meluangkan waktu untuk menulis dan menjadi pengajar sukarela, mendaftarkan diri sebagai relawan dalam acara-acara keagamaan di kantor, mendidik karyawan baru agar pandai bernegosiasi, menyusun taktik, dan mencari solusi.

Setiap malam, kita bisa berintrospeksi apakah kita telah mengerjakan sesuatu yang berarti hari ini? Sebuah arti tidak mesti sebagai sesuatu yang besar. Satu bantuan sederhana kepada rekan kerja bisa bermakna signifikan bagi pengembangan diri kita ini. Olah pikiran untuk selalu mencari dan memberikan inspirasi bagi sesama. Belajarlah dari buku, film, atau siapapun yang bisa kita tiru untuk meningkatkan motivasi kita dalam bekerja.

Kalau kita banyak mendapatkan kesenangan dan merasa lebih berarti dengan berinteraksi dengan orang lain, maka kita sebaiknya perbanyak peluang untuk bersosialisasi dengan mereka yang menghargai kelebihan-kelebihan kita dan coba lebih sering menolong sesama. Lalu kalau kita suka menyendiri, kita bisa meningkatkan kompetensi dengan belajar mandiri dan mencari kesenangan atau hobi.

Evaluasi pola-pola muncul dari ketiga aspek yang kita rekatkan dalam pekerjaan kita. Catat berbagai ide dari pemikiran tiga aspek secara mendalam dan buat daftar tindak lanjut yang mendetail. Aplikasikan kebiasaan yang mendukung kemajuan kompetensi kita, menunjang penambahan kesenangan, dan memaknai pekerjaan dengan menjadi lebih berarti bagi diri dan orang lain setiap hari.

Dan akhirnya, yakinlah bahwa pekerjaan yang tidak menyenangkan atau membosankan bisa berubah menjadi pekerjaan yang berarti dan dikerjakan dengan motivasi yang tinggi. Coba saja minimal selama empat minggu kalau tidak percaya!

(Syaratnya mesti 28 hari berturut-turut tidak boleh bolong-bolong atau diulang dari hari pertama).

Baca Juga:
Afirmasi: Kekuatan Berpikir Positif
Meraih Mimpi Tanpa Rasa Kecewa
Perusahaan Demotivator
Satu Hal Utama Penentu Motivasi
Inspirasi Sederhana untuk Semangat Bekerja Karyawan

sumber; http://100motivasi.wordpress.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun