Sekali lagi, teknik-teknik seperti itu hanya bersifat sesaat dan tidak tahan lama. Motivasi karyawan masih tetap akan mengendur lagi dan kurang optimal dalam jangka panjang. Emosi hanyalah salah satu dimensi dari pengaturan motivasi, masih ada dimensi spiritual, sosial, dan paradigma berpikir dari sang karyawan itu sendiri.
Maka dari itu, ilmu motivasi terkini menyatakan bahwa peningkatan kinerja karyawan membutuhkan pendekatan yang holistik atau menyeluruh. Tidak sekedar emosi yang dipancing tapi juga merubah paradigma dan budaya organisasi.
Motivasi membutuhkan penyelarasan nilai-nilai yang diyakini para pekerja dan harmonisasi lingkungan kerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Maka dari itu, teknik-teknik yang menimbulkan semangat kerja dari dalam atau motivasi intrinsik perlu diberdayakan oleh manajemen.
Terdapat beragam jenis karyawan dengan berbagai variasi dan sifat. Umat manusia terdiri dari ras-ras yang berbeda, warna, bentuk, ukuran, kemampuan, minat, dan kepribadian yang macam-macam. Perusahaan harus bisa menggunakan perbedaan persepsi dan penggunaan perspektif yang tidak sama antar karyawan untuk memotivasi secara personal agar benar-benar efektif dan tahan lama.
Dengan mencoba memahami karakter dari masing-masing pegawai, setiap atasan atau pimpinan dapat berinovasi mengkreasi strategi motivasi yang tepat guna, efektif, dan efisien. Sehingga perusahaan bisa maju dan terus berkembang berkat peningkatan kinerja para karyawannya yang termotivasi tinggi. SEMANGAT!
Baca Juga:
Motivator Karyawan: 7 Kunci Motivasi Intrinsik
Teknik Motivasi Intrinsik: Teori Determinasi Diri
Motivasi Intriksik untuk Karyawan dan Sales Person
Teori Motivasi dari Hati
Motivasi dari Hati (Tanpa Teriak2)
sumber: http://100motivasi.wordpress.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H