Sebagai contoh, seorang pegawai di bagian keuangan tentunya memiliki perspektif yang berbeda dengan seorang pekerja di bagian penjualan dalam mengkonstruksi suatu persepsi pada satu peristiwa yang sama. Peranan yang berbeda bisa menimbulkan paradigma yang berbeda pula, padahal data-datanya berasal dari situasi yang sama.
Misalnya ketika memprospek dan mengembangkan strategi saat penetrasi pasar. Dua jenis karyawan ini mestinya memiliki paradigma yang memotivasi dirinya untuk bekerja di satu perusahaan yang sama. Tapi ternyata seringkali memiliki sudut pandang yang berbeda bahkan bisa berlawanan atau saling menentang.
Dalam ilustrasi ini, sang atasan langsung dari kedua jenis karyawan yang memiliki dua persepsi yang berseberangan atau sang pemimpin perusahaanlah yang harus bisa melebarkan pandangan dengan perspektif yang lebih luas. Perspektif yang ekspansif diharapkan dapat menjangkau dan memasukkan segala perbedaan pandangan seluruh karyawan menjadi satu pergerakan organisasi yang solid demi keuntungan perusahaan.
Maka dari itu, perusahaan yang memiliki kendala dalam hal memotivasi karyawan membutuhkan pergeseran paradigma. Pergeseran ini dilandasi oleh kontingensi perspektif yang memotivasi karyawan secara keseluruhan. Pelatihan serta aktivitas mentoring wajib dijalankan untuk menyatukan berbagai persepsi yang menunjang bagi pergeseran paradigma atau kerangka berpikir bersama.
Kerangka berpikir ini dirangkai polanya oleh manajemen dengan menetapkan sudut pandang yang mampu melihat dengan jelas beragam keterkaitan antar unit kerja serta perubahan pada lingkungan dalam satu perspektif yang holistik atau menyeluruh.
Dan akhirnya, segala teori motivasi bisa menjadi aplikasi yang benar-benar tepat guna dan berguna bagi perusahaan dengan cara pengkondisian paradigma kerja lewat pengaturan perspektif serta peningkatan keahlian/kemampuan karyawan dalam memodifikasi/memilih persepsi yang mendukung peningkatan motivasi.
Kesemuanya diraih dengan mendayagunakan ilmu komunikasi dan wawasan psikologi untuk mengelola informasi serta kecerdasan emosi demi optimalisasi kinerja karyawan. Kinerja optimal yang diraih berkat semangat kerja yang tinggi.
Transformasi paradigma adalah hasil penerapan idealisme ini beserta simbol-simbolnya yang diproyeksikan manajemen lewat instruksi-instruksi yang terstruktur. Idealnya begitu!
Baca Juga:
Motivator Karyawan: 7 Kunci Motivasi Intrinsik
Motivasi Karyawan dengan Teori Flow
Memotivasi Karyawan Kunci agar Tidak Pindah Kerja
Pengembangan Model Motivasi Karyawan
Prinsip Motivasi Karyawan
sumber: http://100motivasi.wordpress.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H