Masing-masing karyawan memiliki karakter dan latar belakang yang beragam. Ada kalanya pendekatan individual diperlukan, untuk mencari motivasi intrinsik yang spesifik pada setiap individu. Opini, umpan balik, dan pernyataan dari semua pekerja perlu diserap dari kegiatan wawancara yang rutin dan pertanyaan yang tertutup demi mengetahui faktor pendorong semangat kerja yang berbeda-beda dari para karyawan.
Dalam pertemuan empat mata antara atasan dan bawahan ini, perlu juga dibahas nilai dan makna dari pekerjaan sang karyawan. Betapa berharganya jabatannya dan membangun rasa bangga dalam memiliki tugas dan tanggung jawab pada posisinya. Harapan, optimisme, dan beragam sikap positif lainnya mesti ditanamkan oleh sang pemimpin. Pesan-pesan yang memberikan kesadaran pekerja ini harus diberikan secara berkala untuk mengingatkan kembali komitmen karyawan yang kendor.
Aktivitas diluar prosedur standar yang akan meningkatkan kompetensi seperti pelatihan dan kursus harus direncanakan dengan matang. Peningkatan keahlian dan kemampuan perlu diberikan agar karyawan termotivasi karena potensi kemajuan karirnya terbuka lebar. Dan sesekali, kegiatan di alam bebas bisa juga dijadwalkan sebagai penyegaran dan pembelajaran kekompakan dalam menaklukkan tantangan.
Pemberian insentif keuangan di luar gaji atau upah yang biasa perlu diperhitungkan dengan seksama. Uang bonus atau komisi bisa menjadi senjata makan tuan dan memotivasi karyawan jika tidak dikelola secara fair. Begitu juga dengan promosi, penambahan wewenang, dan segala bentuk peluang positif bagi pekerja yang tersedia di dalam perusahaan harus diatur secara terbuka.
Terakhir, komunikasi atasan kepada bawahan dengan metode yang persuasif akan memacu motivasi kerja. Teknik-teknik persuasi yang memanfaatkan reaksi emosi tanpa perlu berpikir panjang bisa memberikan pengertian untuk bekerjasama secara harmonis. Argumentasi yang terlalu logis dan kompleks justru akan membawa arah pembicaraan menjadi berlarut-larut dan menurunkan semangat karyawan dalam berkontribusi.
Misalnya, berbicara dengan mempertimbangkan aspek psikologis, neurologis, dan kondisi emosi sang pekerja justru seringkali menjadi metode berkomunikasi yang paling efektif dan efisien. Pendekatan personal yang dilengkapi dengan teknik-teknik persuasi ini, akan sangat efektif dalam memotivasi karyawan.
Ada banyak teknik persuasi yang bisa digunakan oleh manajemen untuk memotivasi karyawan, contohnya; memanfaatkan hasrat ingin diakui dan berkelompok, mempengaruhi lewat kedekatan dan asosiasi, membangun kepatuhan dengan penguatan otoritas dan konsistensi komitmen, menciptakan perasaan loyal kepada pekerjaan lewat peningkatan nilai pekerjaan, aturan-aturan yang mendorong inovasi, memancing rasa ingin membalas kebaikan perusahaan, dan seterusnya. Teknik-teknik persuasi dan motivasi ini akan saya tuliskan di lain kesempatan. Salam semangat!
Baca juga:
Memotivasi Kepatuhan: Eksperimen Milgram
Tehnik Motivasi Douglas McGregor: Teori X, Y, dan Z
Siasat Motivasi Karyawan: Hawthorne Effect
Kunci Sukses Manajemen dari Steve Jobs
Sumber: http://100motivasi.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H