3. Menulis selangkah lebih maju dibandingkan pembaca
Penulis banyak yang sukses di berbagai bidang, seperti Rhenald Kasali, Dewi Lestari, Tere Liye,dan lain-lain.Begitu juga Febri; dia selangkah lebih maju dari Fina yang hanya seorang pembaca. Febri mampu menggabungkan antara pola pikir dia melalui brain storming pemikirannya di dalam tulisan atas apa yang dibaca. Ambil saja contoh, Febri baru selesai membaca artikel tentang bullying di sekolah, dan dia mulai masuk ke pola pikir dia, bullying yang paling rentan adalah anak perempuan, dan penyebab bullying adalah tidak adanya saringan atas informasi dari gadget, demikian seterusnya menjadi ide tulisan dia.
Fina, hanya mampu mengikuti bacaannya secara formalitas.Dia belum mampu menggunakan meta-kognisi-nya untuk berfikir lebih maju atas bacaan yang sedang dibacanya. Sehingga kalaulah  yang dibaca pelajaran sekolah, maka Fina akan sedikit kerepotan untuk menghapal semua materi pada saat musim ujian. Sedangkan Febri hanya perlu me-refresh atas apa yang pernah dibacanya. Dan disitulah letaknya penulis lebih maju dari seorang pembaca.
Dalam menulis kajian ilmiah seorang penulis akan mengkombinasikan metode dia membaca dan berfikir, dari keduanya akan muncul tulisan yang murni menjadi mindset si penulis.
Semua bahasan tersebut terlihat jelas bahwa menulis aktivitas yang lebih unggul dari sekadar membaca passif.
Mari kita menyukai membaca sekaligus  menulis.
Palembang, 13 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H