Mohon tunggu...
REZAWAHYA
REZAWAHYA Mohon Tunggu... PNS -

Penulis dengan multi-interest Ingin berbagi ilmu dan kebahagian kepada orang lain terutama kaum muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Langkanya Orang Jujur

2 Juli 2016   02:49 Diperbarui: 2 Juli 2016   03:24 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita  akan dibenturkan dengan pesimisme apabila sudah berhadapan dengan mekanisme ketidakjujuran. Pelajar yang sudah kerja keras belajar  di rumah, akan merasa sia-sia saja melakukan itu,  kalau dilihatnya temannya yang malas dan tidak pernah belajar dengan giat bisa masuk sekolah  favorit hanya karena bapaknya berduit dan memberikan uang  sogokan. Bisa kita bayangkan penyakit ini akan sangat mempengaruhi hubungan antara kita.

Bagaimana upaya  kita menghilangkannya? Salah satunya  harus ada keinginan untuk  tidak berpartisipasi dalam berbuat ketidak jujuran; dimanapun, kapanpun,  dan dengan siapapun. Kalau  sudah kuatnya adzam atau "keinginan" untuk berbuat  jujur, maka kita  tidak mau merusak tatanan kehidupan yang sehat dan  bersih dari perbuatan curang. Kita semua harus bertaubat untuk tidak mau  melakukan hal itu. Dan harus ada  keinginan  dari dalam diri kita masing-masing.

Gerakan seperti ini harus dimulai dari  memberikan contoh oleh para pejabat negara. Dimulai dari mana? Mulai dari proses pemilihan kepala negara, jangan memilih seseorang yang memberikan imbalan, karena  sudah dipastikan akan banyak pengikutnya yang  mau mengambil keuntungan pada saat memangku jabatan nantinya. Setelah  itu, perbaiki sistem dengan pemberian efek jera kepada pelaku tindak kejahatan ini. 

Terakhir, harus ada komitmen kuat dari semua pihak. Aku mau berbuat jujur, dan  tidak mau  terlibat dalam kecurangan ada atau tidak ada  pengawasan terhadap kita; contoh  adanya komitmen dalam diri kita  masing-masing. Cukuplah Alloh saja yang  menjadi  pengawas abadi  sehingga kita  mau dengan sukarela berbuat jujur.

Palembang, 2 Juli 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun