Hambatan budaya instant di atas mengakibatkan para generasi muda meninggalkan budaya lokalnya dan beralih kepada mimpi-mimpi untuk menjadi seperti artis idamannya. Padahal tidak semua yang berlaku di orang akan cocok untuk dibawa atau diterapkan di suatu daerah.
Jangan Tinggalkan Kearifan Lokal
Dari bahasan di atas, bahwa budaya mangan ora mangan kumpul dapat kita telisik adanya perbedaan yang sangat jauh antara pertemuan secara fisik dan non-fisik. Bertemu dan bertatap muka secara langsung jelas akan lebih mempunyai efek psikologis (rasa kekeluargaan, emosional, dan meningkatkan gap rasionalitas yang mungkin pernah ada antar orang yang bersilaturahmi).
Kalau mau dipelajari ada banyak kearifan lokal yang masih berlaku sebagai Way of Life bangsa Indonesia, ambil contoh budaya Gotong Royong, budaya pupuan (membantu tetangga yang sedang membutuhkan), melakukan takziah untuk tetangga yang sedang mengalami musibah dan lainnya.
Akhirnya, untuk mengetahui hikmah dibalik suatu budaya memang perlu dilestarikan budaya tersebut, sekaligus harus diterjemahkan oleh para pamong guru dan pemuka masyarakat akan manfaat setiap kearifan lokal tersebut.Â
Palembang, 8th June 2016