Mohon tunggu...
REZAWAHYA
REZAWAHYA Mohon Tunggu... PNS -

Penulis dengan multi-interest Ingin berbagi ilmu dan kebahagian kepada orang lain terutama kaum muda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Jeans Butut

23 Mei 2016   22:20 Diperbarui: 23 Mei 2016   23:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam hitungan menit Emak kembali sambil membawa jeans sobek yang dipikirnya barang bekas dan yang tidak akan mungkin dipakai oleh Ario untuk bersilaturahmi ketika lebaran. Maklum, Jeans Butut.

Dengan senang hati, si pengemis mengambil barang yang diberikan Emak. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih lengkap dengan senyum manisnya.

Tanpa beban emak kembali masuk ke rumah, dan seketika dia melupakan kejadian tersebut.

$$$

Tepat pukul lima sore, Ario kembali ke rumahnya yang asri sambil mengucapkan salam. 

Ario tanpa banyak bicara langsung menuju kamarnya yang bercat warna kuning muda. "Mak, tadi siang, apakah celana yang kubeli kemarin Emak cuci?" Tanya Ario yang sedang membolak-balik pakaiannya."Di sini tidak ada, di kamar Ulfah juga tak ada, di mana ya kira-kira, ataaau jangan-jangan ada orang maling tadi siang" tambah Ario.

"walah, tadi ku lihat  kau taruh celana itu di atas kasurmu, dan Emak pikir Engkau tidak suka dengan celana itu, habis sobek-sobek semua" kata Emak dengan nada datar.

"iya Mak, memang aku tadi pagi buru-buru mau ke kampus, sehabis adzan subuh aku lupa menyimpannya sehingga kutaruh saja di atas ranjang" balas Ario.

"Terus dimana sekarang celana itu?" tanya Ario penasaran.

"Sudah kuberikan sama seorang pengemis, kau tidak suka kan sama celana itu?" balas Emak polos, "Tadi pagi adikmu bilang, celana itu adalah  celana bekas yang sudah sobek dan tidak mau dipakai penjuaalnya" Emak menambahkan

"Ya, Ampuuun Emak, itu celana baru, yang sobek itu adalah model terbarunya, dan Emak tau berapa harga celana itu? Dua Ratus ribu"Jelas Ario sambil mengangkat bahunya sebagai tanda kecewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun