Antara Kampanye Positif, Negatif dan Hitam, Calon Pemimpin Mu.
Oleh: Mr. Reza P.
Seorang Calon Pemimpin tentunya sangat ingin sekali menduduki Singasana Kepemimpinan, baik itu pada tingkat pusat ataupun daerah.
Berbagai cara tentunya juga akan dilakukan, demi terwujudnya cita-cita mereka untuk menjadi orang ternama di daerahnya guna untuk mewujudkan visi dan misinya. Sehingga mereka harus mampu menarik simpati masyarakat dengan cara kampanye.
Kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh calon pemimpin beserta team pemenangannya guna untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat terkait dengan visi dan misi yang akan dijalankan. Sehingga masyarakat ikut andil dalam memenangkannya.
Berbagai cara kampanyepun dilakukan, demi meraih simpati masyarakat. Baik dengan cara menggunakan kampanye putih/positif (positif campaign), kampanye negatif (negatif campaign), ataupun kampanya hitam (black campaign).
Kampanye Positif (positif campaign) merupakan kampanye dengan mengangkat atau menonjolkan kelebihan atau kebaikan-kebaikan calon pemimpin yang disertai dengan data atau bukti yang jelas. Tentunya kampanye dengan cara ini amatlah bagus, karena tidak bertendensi untuk menjelek-jelekkan para calon lainnya. Melainkan fokus untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang memiliki segudang keberhasilan atau kelebihan yang dimiliki.
Kampanye Negatif (negatif campaign) merupakan kampanye dengan cara mengangkat kelemahan calon lawan yang disertai dengan data atau bukti yang jelas. Kampanye semacam ini diperbolehkan, akan tetapi tetap memiliki batas tertentu.
Dikutif dari Republika.co.id, (10/2018) Terkait kampanye negatif, Tito Karnavian mempersilakannya. Ia mengatakan, pada batas tertentu, kampanye negatif perlu dilakukan agar calon paham sisi positif dan negatif calon. "Jangan sampai salah pilih," kata dia.
Sedangkan Kampanye Hitam (black campaign) merupakan kampanye dengan cara melemahkan kekuatan lawan tanpa disertai dengan data atau bukti yang jelas. Kampanye semacam ini sangat tidak dianjurkan karena sering sekali menimbulkan fitnah. Sehingga diantara para pendukung calon sering saling membenci dan bahkan berujung konflik.