Timbul pertanyaan, mengapa repot-repot mencari lawan tanding Jokowi? Mengapa tak dibiarkan saja Jokowi bertarung dan memenangkan Pilpres. Saya sendiri sependapat biarkan Jokowi menghabisi kurcaci-kurcaci PEMALU tersebut. Tapi, biaya trilyunan rupiah terlalu sayang untuk menyaksikan pertarungan yang sudah bisa dipastikan pemenangnya. Tidak Seru! Selain itu, bukan tidak mungkin kekuatan kurcaci PEMALU akan berkonsolidasi untuk menjegal Jokowi masuk gelanggang. Dalam politik semua kemungkinan bisa saja terjadi. Lalu, ini paling penting, kapan kita punya pilihan yang terbaik diantara yang terbaik. Jika Jokowi sebagai simbol harapan sendiri yang maju bukan tidak mungkin kita hanya membeli popularitas dan bukan gagasan.
Sudah saatnya, kita meluangkan waktu kita, memanfaatkan kedaulatan kita yang cuma bisa dipakai lima tahun sekali dalam Pilpres dengan mendorong calon-calon berkualitas setara Jokowi untuk ada gagasan dan konsep. Singkatnya, jangan berikan lagi panggung pada kurcaci masa lalu. Mari kita siapkan panggung untuk para pembawa harapan kita. Dalam kompetisi yang ketat dan bergairah. Mari kita buat tidak ada tempat bagi kurcaci masa lalu menyesakkan ruang visual kita melalui iklan-iklan cari perhatian (caper) mereka. Saya yakin, bagaimana dengan anda? (RZ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H