Attack on Titan saya rasa bukan jenis film yang bisa ditonton segala umur dan mereka yang tak tahan terhadap film yang bersimbah darah. Saya beberapa kali memejamkan mata karena ada beberapa adegan yang rasanya terlalu sadis dan membuat mual. Visualisasi raksasanya menurut saya juga agak vulgar, terutama raksasa perempuannya.
Meskipun menurut saya film live action ini kurang memenuhi harapan, saya malah penasaran untuk membaca dan menonton Attack on Titan versi manga dan animenya yang banyak mendapat pujian. Saya juga masih ingin menonton bagian keduanya yang mungkin akan dapat menjawab berbagai misteri di balik serbuan raksasa tersebut, apalagi setelah melihat twist di bagian akhir film bagian pertama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H